JAKARTA, Lingkar.news – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah menyalurkan dana subsidi rakyat hingga Rp 75,3 triliun sampai akhir Mei 2022 atau meningkat dari penyaluran subsidi sepanjang bulan Januari dan bulan Mei 2021 yang sebesar Rp 56,5 triliun.
“Jadi lebih dari Rp 75,3 triliun yang merupakan pembayaran subsidi dan kompensasi atau kurang bayar. Kalau kita lihat selain perbedaan harga yang meningkat, volume juga menaik,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers daring APBN KiTa periode Juni 2022, Kamis (23/6).
Adapun pemerintah menyalurkan dana subsidi rakyat untuk penggunaan bahan bakar minyak berupa solar dan minyak tanah hingga 5,6 juta kiloliter, atau meningkat dari jumlah sebelumnya yang mencapai 5,0 juta kiloliter. Lalu LPG 3 kilogram yang disubsidi hingga 31 Mei 2022 mencapai 2,5 juta metrik ton atau naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 2,4 juta metrik ton.
Begitu pula dana subsidi rakyat untuk listrik naik dari 37,4 juta pelanggan menjadi 38,4 juta pelanggan pada 2022, pupuk dari 3,1 juta ton menjadi 3,5 juta ton, dan perumahan yang disubsidi naik dari 28,2 ribu unit menjadi 46,0 ribu unit.
“Ini yang menggambarkan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) sebagai shock absorber (peredam kejut). Jumlah kebutuhan masyarakat meningkat, harga tinggi, namun tidak dilakukan perubahan harga, ini menjadi dominasi tema APBN 2022, di mana APBN melakukan shock absorber,” terang Sri Mulyani.
Sebelumnya, Badan Anggaran DPR RI juga telah menyepakati penambahan anggaran kompensasi sebesar Rp 275 triliun sehingga total kompensasi yang akan disalurkan di 2022 menjadi Rp 293,5 triliun.
“Ini angka yang sangat besar untuk kompensasi barang-barang yang di luar negeri mengalami kenaikan, tapi di dalam negeri jadi tidak mengalami kenaikan,” pungkas Sri Mulyani. (Lingkar Network | Lingkar.news)