Lingkar.news – Melipir ke Desa Tegalagung, bersantap olahan belut Mbah Gareng yang legendaris. Nikmati belut dengan dibumbu rica-rica yang khas. Bagi yang tidak doyan belut, disajikan pula banyak olahan lain di sini.
Kurang afdol rasanya jika berkunjung ke Kabupaten Tuban tapi tidak meilipir ke salah satu warung belut legendari dari “Mbah Bagong”. Olahan belut di sini memiliki cita rasa pedas, gurih, dan rempah-rempah yang kaya.
Kuliner di Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding ini memasak belut dengan bumbu rica-rica dengan bumbu rempah pedas nan khas. Selain belut, ditemukan pula olahan lain seperti bekicot goreng, lele goreng, bebek mentok.
Sukarno, pemilik generasi kedua warung “Mbah Bagong” mengatakan, hidangan ini sangat cocok disantap bersama nasi putih hangat atau nasi jagung. Terutama dengan belut yang masih segar, memberikan sensasi rasa yang semakin menggoda untuk dinikmati.
“Rasa pedas yang dipadukan rasa gurih ini yang disukai oleh pelanggan, nagih dan membuat kembali lagi kalau kata pelanggan,” ceritanya dengan wajah sumringah.
Dijelaskan Sukarno, warung makan ini selalu ramai dikunjungi setiap harinya. Tidak hanya penduduk asli Tuban, tetapi juga para wisatawan dari berbagai daerah datang untuk menikmati hidangan lezat yang disajikan.
Terlebih ia merasa adanya peningkatan jumlah pengunjung setelah desa Tegalagung mengusung konsep desa kuliner.
“Bahkan, di tahun 2023 kemarin kami sempat dikunjungi oleh Wagub (Wakil Gubernur) Jawa Timur, Bapak Emil Dardak beserta istri dan rombongannya,” ungkapnya.
Untuk harga, warung “Mbah Bagong” mematok harga cukup murah, yakni Rp15.000 per porsi. Bagi para pelanggan yang ingin menikmati cita rasa lezatnya, warung ini buka setiap hari dari pukul 09.00 hingga 15.00 WIB untuk melayani langsung pengunjungnya.
“Kadang tak sampai jam 3 sore, karena masakannya sudah habis lebih dulu,” pungkasnya. (Lingkar Network | hms – Lingkar.news)