SEMARANG, Lingkar.news – Pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip), Wahid Abdurrahman, memberikan pandangannya mengenai persaingan sengit di Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng) 2024 antara dua pasangan calon, yaitu Andika Perkasa-Hendrar Prihadi dan Ahmad Luthfi-Taj Yasin.
Wahid menyebut ada dua variabel utama yang akan menentukan kemenangan kandidat dalam Pilgub Jateng ini.
Pertama, variabel efek kandidat, yang meliputi kualitas serta rekam jejak personal masing-masing calon. Menurut Wahid, kedua pasangan calon ini memiliki kualitas yang seimbang. Ahmad Luthfi memiliki rekam jejak yang kuat sebagai Kapolda Jawa Tengah selama empat tahun, sementara Taj Yasin pernah menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi, Wakil Gubernur Jawa Tengah, dan baru saja terpilih sebagai anggota DPD.
Daftar Pilgub Jateng, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Kantongi 13,7 Juta Suara Sah
Di sisi lain, Andika Perkasa, yang merupakan mantan Panglima TNI, memiliki pengalaman kepemimpinan berskala nasional. Hendrar Prihadi, yang pernah sukses menjabat sebagai Wali Kota Semarang dan merupakan kader PDIP, juga dianggap telah melewati proses pematangan yang panjang di dunia politik.
“Keempat orang ini bukan kader instan, melainkan sosok yang sudah matang baik di instansi masing-masing maupun dalam politik,” ujar Wahid.
Kedua, aspek mesin politik menjadi kunci penting dalam memenangkan Pilgub Jateng. Jawa Tengah yang memiliki lebih dari 28 juta pemilih dan wilayah yang luas memerlukan mesin politik yang solid untuk mengonsolidasikan dukungan.
Wahid mencatat, Andika-Hendrar didukung oleh PDIP, partai yang telah terbukti memenangkan Pilgub 2008 dan 2013 tanpa koalisi. Namun, tantangan terbesar bagi pasangan ini adalah mengonsolidasikan mesin politik PDIP di tengah kondisi pilkada serentak yang baru pertama kali diadakan.
“PDIP memiliki struktur kuat hingga tingkat bawah, tetapi dengan pilkada serentak, mereka harus berjuang di setiap kabupaten/kota, ini tantangan untuk Andika-Hendi,” jelasnya.
Andika-Hendi Daftar Pilgub Jateng Diiringi Ribuan Pendukung dan Simpatisan
Sementara itu, pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin didukung koalisi besar KIM Plus, yang juga menghadapi tantangan dalam mengonsolidasikan berbagai partai pengusung yang memiliki dinamika berbeda di tiap daerah.
“Di beberapa daerah, mereka mungkin bekerja sama dengan PDIP, namun di daerah lain mungkin berseberangan,” ucapnya.
Selain itu jaringan santri yang kuat yang dimiliki oleh Taj Yasin dianggap sebagai keuntungan tambahan yang dapat meningkatkan dukungan terhadap pasangan ini.
Dengan waktu yang semakin mendekati hari pemilihan, Wahid menekankan bahwa kedua pasangan calon harus mampu mengoptimalkan kekuatan masing-masing dan menghadapi tantangan internal partai untuk meraih kemenangan di Pilgub Jateng 2024.
Saat ditanya mengenai kehadiran Gibran dalam pendaftaran Ahmad Luthfi dan Taj Yasin ke KPU Jateng, ia menilai bahwa tidak ada masalah dengan kehadiran Gibran selama dirinya belum dilantik sebagai Wakil Presiden.
“Ini saya lihat sebagai sinyal bahwa sejak awal, Ahmad Luthfi telah mendapatkan dukungan dari Jokowi. Kehadiran Gibran adalah representasi dari komitmen Jokowi dalam mendukung proses ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Wahid menjelaskan bahwa kehadiran Gibran dalam pendaftaran ini memiliki beberapa makna. Pertama, Gibran hadir sebagai representasi langsung dari keluarga Presiden Jokowi. Kedua, ia juga tampil sebagai bagian dari pemerintahan yang akan datang. Ketiga, langkah ini dianggap sebagai strategi untuk menarik simpati pemilih di Jawa Tengah, yang masih banyak mengandalkan dukungan dari tokoh yang di-support oleh Jokowi sebagai referensi pilihan mereka.
Dengan demikian, kehadiran Gibran dalam proses pendaftaran ini dianggap sebagai langkah strategis yang dapat memperkuat posisi pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin dalam kontestasi politik mendatang. (Lingkar Network | Rizky Syahrul – Lingkar.news)