KUDUS, Lingkar.news – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, resmi mendaftarkan 45 bakal calon legislatif (bacaleg) untuk Pemilu 2024. Satu di antara bacaleg yang diusung PKB Kudus adalah seorang pemuda yang membawa mimpi besar.
Bagi Muhammad Yusrul Niam Aulamuna, salah satu bacaleg dari PKB Kudus ikut berkontestasi dalam Pemilu 2024 sebagai bacaleg bukan sekadar ikut-ikutan belaka. Melainkan karena terdorong untuk aktif berkiprah memperjuangkan aspirasi masyarakat Kabupaten Kudus melalui kursi legislatif.
“Insya Allah, kalau saya diberikan kepercayaan, saya akan pertanggungjawabkan sebaik mungkin, untuk memperjuangkan hak-hak rakyat, khususnya di dapil saya dan umumnya di Kabupaten Kudus,” ujarnya saat ditemui di Kantor PKB Kudus pada Senin, 22 Mei 2023.
Ia menyebut, tujuan maju menjadi bacaleg karena memiliki cita-cita luhur memperjuangkan nasib para guru jika terpilih nanti.
“Saya punya tujuan untuk menyalurkan cita-cita luhur PKB. Saya berkomitmen bahwa saya akan menggandeng dan membantu teman-teman dari kalangan pendidikan, di antaranya para guru, kaum milenial, tak ketinggalan juga membawa aspirasi ibu-ibu,” paparnya.
Ia menegaskan, apabila terpilih sebagai anggota dewan, ia akan memperjuangkan nasib para guru yang belum ASN atau belum PPPK supaya lebih diperhatikan. Pun demikian untuk kalangan milenial, ia berjanji akan amanah membawa aspirasi mereka.
“Tujuannya untuk membawa aspirasi mereka dari segi kreativitas, seni ataupun dari kebebasan lainnya yang notabenenya untuk milenial. Kita bersama-sama akan mendorong pembangunan Kabupaten Kudus,” jelasnya.
Niam, sapaan akrabnya mendapat mandat untuk menjadi bacaleg di dapil Kaliwungu, Gebog bersama Ali Ihsan dan Nur Hadi.
Menurut Niam, alasannya menggandeng milenial karena mereka adalah generasi yang akan memberikan andil besar membangun Kota Kretek.
“Jadi tidak melulu generasi 40-an ke atas yang dapat membawa prestasi. Namun generasi muda juga bisa bergerak,” tukasnya.
Di samping itu, ia juga berjanji akan membawa aspirasi kaum buruh seperti karyawan swasta yang mungkin tidak terafiliasi dengan PT.
“Jika saya jadi, saya akan perjuangkan mereka untuk mengikuti acara seperti UMKM supaya bisa mendongkrak kaum buruh, kaum dagang, dan pemberdayaan lain yang kurang beruntung,” katanya.
Saat ditanya mengenai strategi pendekatan dengan masyarakat, dirinya menyebut akan menggunakan media berupa media sosial, menggerakkan masa dari kaum milenial, dan menggerakkan kaum wanita.
“Saya punya teman-teman yang aktif di organisasi dan komunitas. Itu nanti sedikit-sedikit kami dekati karena ini belum masuk kampanye, jadi belum bisa langsung pendekatan yang besar,” ucapnya.
Bacaleg milenial yang merupakan almamater Universitas Wahid Hasyim Semarang ini mengaku memiliki pengalaman di lembaga pers mahasiswa dan menjadi ketua senat tahun 2012.
“Saya mulai berpotilik tahun 2016 dan menjadi tenaga ahli di DPRD Semarang hingga tahun 2019. Saya juga aktif mengajar di TPQ dan Madrasah Diniah hingga mengisi seminar maupun talkshow dalam acara keorganisasian,” tandasnya. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Koran Lingkar)