Lingkar.news – Sejarah adalah kajian tentang masa lalu yang penting untuk selalu diulas. Melalui sejarah, seseorang bisa mengetahui perkembangan suatu hal yang ada di masa sekarang ini. Contohnya seperti peradaban manusia, bahasa, kebudayaan dan banyak lagi.
Namun, tidak semua orang mau menekuni untuk mempelajari tentang sejarah. Karina Hasbi Jantari menjadi salah satu orang yang sangat tertarik mempelajari mengenai sejarah.
Perempuan kelahiran Batang, 9 Januari 1996 itu mengungkapkan, sejarah mampu membantunya untuk merawat ingatan. Apalagi, kata dia, semua hal pasti memiliki sejarah.
“Main ke tempat bersejarah tuh berasa merawat ingatan-ingatan kita akan apa yang telah terjadi. Karena semua hal pasti ada sejarahnya,” ucapnya.
Karina mengaku, dirinya memang hobi jalan-jalan ke berbagai tempat. Terutama ke tempat-tempat yang memiliki cerita sejarah yang menarik.
“Aku suka jalan-jalan sambil mencari tahu sejarah suatu tempat, karena rasanya seperti kembali ke masa lalu. Ketika kita ke suatu tempat dan tahu asal usulnya, ada semacam kebahagian tersendiri,” tuturnya.
Gadis lulusan Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang itu mengatakan, hobinya mengunjungi tempat-tempat bersejarah ini sudah lama dilakukannya. Bahkan, hobi ini lah yang menjadi salah satu alasannya memilih kuliah di Jurusan Sejarah, yakni karena ingin mengetahui asal-usul suatu tempat.
“Sebenarnya sudah suka jalan-jalan ke tempat bersejarah sejak dulu sebelum kuliah, tapi memang intens lagi setelah kelar skripsian karena suwung,” katanya.
Dirinya menyebut, memiliki banyak pengalaman berkesan selama mengunjungi tempat-tempat bersejarah. Bahkan, sejumlah tempat ada yang membuatnya sampai merinding ketika berkunjung.
Contohnya yakni saat ia mengunjungi Gedung Papak di Kabupaten Grobogan. Ia menceritakan, bangunan tersebut memiliki nilai historis yang cukup menarik.
Dalam sejarah dikatakan bahwa gedung tersebut merupakan saksi bisu mengenai kisah Mbah Sri Sukanti. Seorang Jugun Ianfu yang dipaksa memenuhi nafsu pada tentara Jepang.
“Jadi sebelumnya aku ikut diskusi tentang Jugun Ianfu dulu. Lalu pas masuk ke dalam Gedung Papak itu rasanya campur aduk. Senang bisa sampai kesana, dan sedih keinget kisah beliau. Bahkan ranjang yg dulu menjadi saksi kisah pilu beliau masih ada hingga kini, Merinding,” ungkapnya.
Kini, Karina tengah menjadi seorang pengajar atau Senior Master Teacher Social Science di Brain Academy by Ruangguru. Dirinya senang bisa ikut mengajarkan sejarah mengenai banyak hal ke anak didiknya.
Ia berharap bisa mengunjungi lebih banyak tempat-tempat bersejarah. Menurut dia, setiap tempat memiliki cerita sejarah yang menarik untuk diulik.
“Pengen eksplor lebih banyak tempat lagi, karena masih banyak banget yang belum aku ketahui. Aku tuh percaya, setiap tempat punya cerita, setiap tempat ada sejarahnya,” pungkasnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Koran Lingkar)