Lingkar.news – Alfina Mazroatul Ilmi awalnya tidak memiliki niat menjadi guru bimbingan belajar (bimbel), tetapi dunia ini menarik karena dengan kegiatan bimbel ia dapat mengisi waktu di sela-sela kesibukan menempuh pendidikan Strata 1 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus.
Berawal dari ketidaksengajaan karena pada saat itu ia hanya dimintai tolong oleh salah satu keluarga untuk mengajar, hingga aktivitas ini terus berkembang.
Gadis yang biasa disapa Fina itu merupakan orang yang kurang sabar ketika menngajar anak. Namun pada saat itu ada ponakan yang ibunya minta tolong kepada Fina untuk mengajari anaknya dan ternyata ibu tersebut memberi tanda terima kasih.
Di luar dugaan, testimoni mengajar ponakan tersebut menyebar. Ponakan Fina mengajak teman-teman seusianya untuk ikut belajar bersamanya. Dari ketidaksengajaan itulah kemudian akhirnya ia fokus mengajar bimbel. Mulai dari siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Dasar (SD) hingga Madrasah Tsanawiyah (MTS). Dari situlah perjalanan Fina mengajar bimbel dimulai.
Menurutnya ada tantangan tersendiri saat menyelesaikan studi sembari mengajar. Di antara tantangan tersebut, ia dituntut dapat membagi waktu agar aktivitas mengajar dan kuliahnya dapat berjalan dengan baik tanpa ada satu yang terbengkalai. Selain kuliah sembari megajar ia juga harus menjaga toko dan membantu pekerjaan rumah.
Kegiatannya mengajar bukan tak ada kesulitan. Ia sempat mempunyai pengalaman pahit saat mengajar yaitu ketika sudah menjelaskan dengan baik, tetapi murid belum dapat memahami. Lalu ada juga murid yang paham saat dijelaskan, namun pada saat ulangan nilainya di bawah rata-rata.
Saat itulah Fina merasa gagal menjadi guru. Meski begitu, Fina tidak menyerah. Ia terus meyakinkan diri sendiri bahwa dirinya mampu menularkan ilmunya, serta mampu mencerdaskan bangsa melalui kegiatannya saat ini. Fina juga berpesan kepada anak muda sebayanya supaya berani melangkah agar maju. (Lingkar Network | Lingkar.news)