Atika Rusviana Ningtias, Ikut 4 Olahraga Bela Diri untuk Latih Mental

Atika Rusviana Ningtias, Ikut 4 Olahraga Bela Diri untuk Latih Mental

POTRET: Atika Rusviana Ningtias. (R. Teguh Wibowo/Lingkar.news)

Lingkar.news Ada satu remaja putri di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah yang sepertinya sangat menyukai olahraga bela diri. Bahkan, dirinya setidaknya pernah menekuni empat seni bela diri

Dia adalah Atika Rusviana Ningtias. Saat masih berusia 16 tahun dan masih duduk di kelas 1 SMP, dia mulai mempelajari Taekwondo, Pencak silat, Wushu, dan Muay Thai bahkan masih dipelajari sampai sekarang yang saat ini, dirinya sudah kelas 11 SMA. 

Tika, sapaan akrabnya menganggap bahwa, olahraga bela diri sangat menantang. Selain itu dorongan dari dirinya untuk berbeda dengan perempuan pada umumnya. 

Wanita yang tinggal di Desa Kabongan Kidul, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang itu awalnya tertarik mempelajari Taekwondo. Dia mempelajarinya selama satu tahun, kemudian di tahun berikutnya mengikuti ekstrakurikuler pencak silat. 

Elsa Andika Yuniana, Suka Olahraga Bela Diri Pencak Silat dan Muay Thai

Namun, adanya pandemi Covid-19, dirinya pun sempat berhenti belajar pencak silat beberapa tahun. Ketika pandemi mulai bisa terkendali, pada tahun 2021, Tika kembali menekuni bela diri pencak silat. 

“Sejak kelas 1 SMP saya mengikuti bela diri taekwondo dimulai dari ekstrakurikuler di sekolah. Kemudian pada saat kelas 2 SMP saya mulai mengikuti ekstrakurikuler pencak silat namun karena terhalang Covid-19, saya keluar pada tahun 2020. Kemudian saya mengikuti latihan silat lagi pada tahun 2021 hingga 2022 saya disahkan menjadi warga,” ungkapnya. 

Tak cukup dua seni bela diri itu, pada tahun 2022 Tika juga mengikuti cabang olahraga Wushu sebagai atlet untuk berlaga pada event Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Jawa Tengah (Jateng) tahun 2022. Kemudian pada bulan Oktober tahun 2022, ia juga mengikuti latihan Muay Thai hingga saat ini. 

Mengenal Nadila Salsabilla, Atlet Pencak Silat yang Sabet Banyak Kejuaraan

“Kenapa saya ikut banyak olahraga bela diri, karena saya tertarik mengikutinya untuk melatih mental, menjaga diri dan juga untuk mencari prestasi,” tuturnya. 

Tika rutin berlatih pada hari Senin, Kamis dan malam Minggu. Tiga kali dalam seminggu membuat skill yang dimilikinya semakin matang. Bertahun-tahun menekuni olahraga bela diri, tentu banyak pengalaman yang tak terlupakan, baik itu menyenangkan dan menyakitkan. 

“Salah satu pengalaman yang tak bisa terlupakan waktu disuruh push up tangan satu, tidak sengaja terpeleset lalu dagu saya membentur paving tempat latihan, sehingga menyebabkan luka memar,” ujarnya sambil tersenyum menceritakannya. 

Ke depan, dia memilih menjadi atlet yang memiliki banyak prestasi. Tika ingin membuat bangga orang tuanya melalui hobi yang dia tekuni. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)

Exit mobile version