Kaimana, Lingkar.news – Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta di Kabupaten Kaimana, Papua Barat, ditutup dengan menyelenggarakan kegiatan festival budaya.
Festival budaya yang bertajuk “Kita Kaimana” tersebut digelar di destinasi wisata andalan Kaimana yaitu Kolam Sisir di Kampung Marsi dan Sisir, Minggu (18/8).
“Saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak UGM, terutama Profesor Koentjoro selaku dosen pembimbing dan adik-adik mahasiswa yang telah melakukan KKN di Kampung Marsi dan Sisir selama kurang lebih 50 hari,” kata Bupati Kaimana Freddy Thie saat membuka festival tersebut.
Festival “Kita Kaimana” diisi atraksi tari-tarian dari suku asli Kaimana, serta pemaparan hasil kerja mahasiswa selama KKN di Marsi dan Sisir oleh masing-masing koordinator wilayah dan kesan selama KKN.
Freddy mengatakan bahwa melalui KKN tersebut mahasiswa UGM telah menunjukkan dedikasi dalam pengembangan masyarakat maupun pengembangan objek wisata Kolam Sisir Kaimana.
“KKN yang dilaksanakan mahasiswa UGM di Kampung Marsi dan Sisir secara nyata sangat membantu Pemerintah Kabupaten Kaimana terutama dalam upaya pemberdayaan warga,” ujarnya.
Ia berharap kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat Kabupaten Kaimana dengan pihak UGM melalui kegiatan KKN tetap berjalan baik ke depannya.
“Saya mewakili Pemkab Kaimana dan seluruh masyarakat, khususnya Kampung Sisir dan Marsi, apabila selama kegiatan KKN ada hal-hal yang tidak berkenan saya mohon dimaafkan. Semua hal-hal baik selama adik-adik KKN di sini akan selalu kami kenang,” katanya.
Dosen Pembimbing Lapangan Tim KKN UGM Prof Koentjoro memberikan apresiasi kepada Pemkab Kaimana yang selalu memberikan dukungan dan perhatian kepada para mahasiswa selama KKN.
“Saya merasakan walaupun hanya sebentar bersama pak bupati, tetapi bupati ini sangat empati dan simpati kepada para mahasiswa yang ada di sini,” katanya.
Menurut dia, program KKN di Kaimana menjadi favorit mahasiswa UGM sehingga membuat persaingan cukup ketat.
Bahkan sampai ada beberapa kelompok yang lebih awal mengincar daerah Kaimana, dengan argumen mendapat rekomendasi dari mahasiswa KKN sebelumnya.
“Menjadi mahasiswa KKN Kaimana ini favorit, minimal harus bersaing. Kalau saya tidak mendahului, barangkali mereka tidak di sini karena sudah ada sekitar tiga kelompok yang ingin masuk daerah ini,” katanya. (rara-lingkar.news)