1.006 Keluarga Risiko Stunting di Jayapura Diberi Pendampingan Khusus

1.006 Keluarga Risiko Stunting di Jayapura Diberi Pendampingan Khusus

ILUSTRASI: Ilustrasu anak stunting yang salah satunya disebabkan karena kurang gizi. (Antara/Lingkar.news)

SENTANI, Lingkar.news Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Papua, melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) menangani 1.006 keluarga risiko stunting.

Kepala DP2KB Kabupaten Jayapura, Yos Levie Yoku, mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) khususnya Dinas Kesehatan dalam menangani keluarga risiko stunting.

“Data kami terakhir itu keluarga risiko stunting di Kabupaten Jayapura sebanyak1.006 keluarga, sehingga data ini yang digunakan Dinas Kesehatan untuk penanganan mereka,” katanya, Selasa, 10 Desember 2024.

Menurut Yos, penanganan yang dapat dilakukan yakni memberikan pendampingan kepada keluarga risiko stunting oleh tim pendamping keluarga (TPK).

“Pendampingan ini bertujuan untuk mencegah dan mengatasi stunting pada anak, serta meningkatkan status gizi balita,” ujarnya.

Dalam pendampingan itu, DP2KB memantau asupan gizi, memeriksa kesehatan balita, mengatasi masalah anak yang susah makan.

Selain itu, memberikan edukasi dan penyuluhan bagi keluarga terkait pola asuh yang baik, mengawasi tumbuh kembang anak secara berkala, memberikan advokasi kepada keluarga agar mereka dapat menjadi penerima manfaat bantuan sosial.

“Kami lakukan itu supaya angka keluarga risiko stunting terus menurun sehingga pertumbuhan balita akan semakin baik ke depan,” ucapnya.

Selain pendampingan dari TPK, kata Yos, dukungan sosial dari komunitas juga sangat penting dan itu telah dilakukan.

“Dukungan sosial yang dimaksud adalah penyediaan makanan tambahan, pengasuhan anak menjadi teman berbagi cerita dan pengalaman dilakukan di 139 kampung dan lima kelurahan,” ujarnya.

Pemkab Jayapura pada 2024 memiliki fokus penanganan stunting atau pertumbuhan lambat di 25 kampung dan kelurahan, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 10 kampung. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Exit mobile version