Oro-oro Kesongo Blora Kembali Semburkan Lumpur, Warga Diimbau Waspada Hindari Potensi Gas Beracun

Oro-oro Kesongo Blora Kembali Semburkan Lumpur, Warga Diimbau Waspada Hindari Potensi Gas Beracun

Kawah Oro-oro Kesongo di Desa Gabusan Kecamatan Jati kembali semburkan lumpur, Selasa, 3 Desember 2024. (Dok. Warga/Lingkar.news)

BLORA, Lingkar.news – Kawah Oro-oro Kesongo yang terletak di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Blora, kembali meletus setelah lama tak semburkan lumpur pada Selasa dini hari, 3 Desember 2024. 

Pelaksana tugas (Plt) Camat Jati, Tulus Setyono saat dikonfirmasi mengatakan kawah tersebut menyemburkan lumpur hingga setinggi 20 meter.

“Dari informasi warga setempat, semburan kali pertama sekira pukul 3 dini hari,” ujarnya.

Tulus menjelaskan dalam fenomena meletus ini, Oro-oro Kesongo menyemburkan lumpur beracun setinggi 20 meter sebanyak 10 kali dari pukul 03.00 dini hari sampai pukul 10.25 WIB.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa atas peristiwa tersebut,” ungkap dia.

“Awalnya hanya letupan-letupan kecil, baru pukul 10an ada letusan besar,” terangnya.

Dari pantauan di lapangan lokasi sudah diamankan oleh petugas dan diberikan papan imbauan kepada warga agar tidak mendekati lokasi untuk menghindari potensi gas beracun.

“Yang wajib kita hindari adalah gas beracun yang pernah terjadi di tahun 2020 dan memakan korban manusia juga hewan ternak. Kita perlu waspada bila kejadian serupa terulang lagi. Maka kita larang masyarakat yang melihat mendekati pusat letesun. Kondisi saat ini Kesongo sudah tidak mengeluarkan lumpur beracun. Namun demikian, warga tetap diimbau untuk waspada dan tidak mendekati Kesongo. Kondisinya saat ini biasa saja. Sudah tidak nyembur,” jelasnya.

Peristiwa fenomena alam meletusnya Oro-oro Kesongo tersebut sempat terekam oleh warga. Dalam video yang sempat ramai di media sosial tersebut tampak beberapa kali Oro-oro Kesongo menyemburkan lumpur berwarna hitam.

Salah seorang warga, Sarji mengungkapkan meletusnya Oro-oro Kesongi bagi warga setempat memang bukan hal baru. Namun menurutnya fenomena itu tetap menjadi kewaspadaan bagi masyarakat dari luar wilayah.

“Yang tidak paham kemudian mendekati lokasi, saat Kurdo (meletus) bisa berbahaya,” ucapnya. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkar.news)

Exit mobile version