97 Rumah Warga DIY Rusak Diterjang Hujan Angin, Terbanyak di Gunungkidul

Rumah tertimpa tiang listrik yang roboh akibat cuaca ekstrem di Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta. (Antara/Lingkar.news)

Rumah tertimpa tiang listrik yang roboh akibat cuaca ekstrem di Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta. (Antara/Lingkar.news)

YOGYAKARTA, Lingkar.news – Sebanyak 97 rumah mengalami kerusakan akibat cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Kamis, 14 Maret 2024.

Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Lilik Andi Aryanto mengatakan jumlah rumah rusak paling banyak di Kabupaten Gunungkidul mencapai 45 rumah, disusul Bantul 32 rumah, Kulon Progo 13 rumah, dan Sleman tujuh rumah.

“Jumlah rumah rusak total 97 rumah. Pagi ini bersama-sama dengan relawan, kami melanjutkan penanganan kerusakan,” kata Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Lilik Andi Aryanto di Yogyakarta, Jumat, 15 Maret 2024.

Meski tidak semua kabupaten memiliki alokasi dana bantuan perbaikan rumah rusak pascabencana, Lilik memastikan perbaikan rumah warga yang rusak akan dibantu berbagai instansi maupun relawan.

“Masyarakat tidak dibiarkan menanggung perbaikan kerusakan sendirian. Pengalaman selama ini banyak yang dilakukan kerja bakti bersama-sama semua pihak, ada yang dari desa maupun BPBD,” katanya. 

Menurut dia, hingga saat ini masih dilakukan pendataan nilai kerugian dari kerusakan akibat dampak cuaca ekstrem tersebut. 

Meski tidak ada korban jiwa akibat peristiwa itu, Lilik menyebut seorang warga Desa Sumberagung, Kecamatan Jetis Desa, Kabupaten Bantul, mengalami luka dan saat ini telah dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

“Warga Sumberagung, Jetis, sedang memotong pohon tumbang lalu terjatuh,” katanya. 

Selain rumah rusak, hujan deras disertai angin kencang juga mengakibatkan pohon tumbang serta kerusakan fasilitas lain, seperti akses jalan, jaringan listrik dan internet, hingga fasilitas ibadah di Kabupaten Bantul, Gunungkidul, Sleman, dan Kulon Progo.

Lilik meminta masyarakat tetap mewaspadai potensi bencana serupa karena mengacu prakiraan BMKG hujan sedang-lebat yang dapat disertai petir dan angin masih berpeluang terjadi di provinsi ini hingga 16 Maret 2024.

“Masyarakat agar selalu mengikuti peringatan dini dan informasi cuaca dari BMKG guna meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan,” ujarnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Exit mobile version