SURABAYA, Lingkar.news – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan sejumlah strategi untuk percepatan laju perekonomian di Kota Pahlawan itu pasca PPKM dicabut Pemerintah Pusat.
Walikota Surabaya Eri Cahyadi dalam keterangan tertulisnya mengatakan, meskipun kota itu menerapkan kebijakan PPKM pada 2022, namun Pemkot Surabaya berhasil meningkatkan laju ekonomi menjadi 7,17 persen.
“Kami akan segera mengumpulkan para RT/RW di tiap kelurahan untuk memaparkan strategi Pemkot Surabaya dalam percepatan kegiatan perekonomian. Itu karena pembangunan, penyelesaian permasalahan kemiskinan, dan pengangguran juga bergantung peran serta masyarakat,” kata Cak Eri panggilan akrab Walikota Surabaya, pada Selasa, 3 Januari 2023.
Selain itu, usai mengikuti Rapat Koordinasi Penjelasan Pencabutan PPKM yang digelar secara daring oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dengan diikuti seluruh Gubernur dan Bupati/Wali kota seluruh Indonesia, Cak Eri menjelaskan, Satuan Gugus Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya akan tetap bertugas.
Tentunya, kata dia, hal ini merujuk pada Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 pada Masa Transisi Menuju Endemi.
“(Hasil) rapat ini PPKM ditiadakan, tapi tetap ada catatan. Pertama, bagaimana Satgas COVID-19 tetap ada untuk mencegah lonjakan COVID-19. Kedua, disampaikan pada pemakaian masker di tempat keramaian dan ruang tertutup. Kalau ada orang yang merasa (bergejala) sakit (COVID-19) maka dilakukan isolasi secara mandiri,” ujar dia.
Oleh karena itu, dibutuhkan peran serta masyarakat Kota Surabaya dalam membatasi pergerakan virus COVID-19. Sebab, jika terjadi kenaikan angka kasus COVID-19, maka hal tersebut diakibatkan oleh jenis mutasi virus atau munculnya varian baru COVID-19.
Untuk itu, Cak Eri kembali mengingatkan kepada masyarakat Kota Surabaya pentingnya penerapan protokol kesehatan untuk mencegah laju COVID-19.
“Disampaikan pak Menkes (Budi Gunadi) juga, COVID-19 ini bukan karena tahun baru atau lebaran tetapi karena setiap varian baru mereka ada lonjakan. Insya Allah sampai dengan Agustus, kami akan melakukan itu sambil melihat pergerakan-pergerakan. Kalau nanti sampai Agustus itu tidak ada lonjakan maka dilakukan endemi,” tuturnya.
Lebih lanjut, Walikota Eri menjelaskan, kondisi Kota Surabaya dalam upaya penanganan COVID-19 terjadi penurunan kasus. Meski demikian, kata dia, pihaknya tetap berupaya menggencarkan vaksinasi dosis 3 (booster) di tingkat RW.
Camat dan lurah juga diminta untuk mendeteksi warganya yang belum melakukan vaksin booster berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya.
“Alhamdulillah landai, kalau turunnya (COVID-19) cepat. Pasien sembuhnya cepat, berarti tinggi imunnya. Sehingga salah satu faktor untuk melakukan pencegahan ini adalah imun (vaksinasi) booster. Kami terapkan di masing-masing kecamatan dan kelurahan untuk melihat data Dinkes, siapa warganya yang belum vaksin booster cukup di balai RW, itu yang kami lakukan. Semoga kami bisa segera menuju ke endemi,” ujar Cak Eri. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)