Semarang, Lingkar.news – Pemerintah Kota Semarang ingin menjadi pelopor upaya pengelolaan sampah secara ramah lingkungan melalui berbagai upaya sejalan dengan prinsip zero waste.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, di Semarang, Jumat (27/12), mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk mendukung target nasional menuju prinsip zero waste.
Dalam pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA), kata dia, Pemkot Semarang telah mendapatkan persetujuan Project Development Facility (PDF) untuk membangun fasilitas pengelolaan sampah berbasis insinerator.
Bahkan, Ita, sapaan akrab Hevearita, mengatakan bahwa fasilitas tersebut menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).
“Setelah melalui proses panjang, Alhamdulillah, persetujuan PDF telah kami dapatkan. Proyek ini akan segera memasuki tahap lelang, termasuk penghitungan tipping fee,” katanya.
Menurut dia, upaya tersebut mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Lingkungan Hidup yang mendorong daerah-daerah untuk mempercepat pengelolaan sampah berbasis teknologi.
Ia mengatakan bahwa Pemkot Semarang juga menaruh perhatian besar pada edukasi masyarakat terhadap pengelolaan sampah secara berkelanjutan.
Salah satunya, kata dia, program budidaya maggot di sekolah-sekolah telah berhasil menjadi solusi inovatif dalam pengelolaan sampah organik.
Inovasi tersebut juga diimplementasikan di pondok pesantren di Semarang dengan memanfaatkan sampah plastik sebagai sumber pendapatan untuk membayar listrik, sementara limbah organik diolah menjadi maggot dan eco enzyme.
“Langkah ini membuktikan bahwa pengelolaan sampah tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi baru bagi masyarakat,” katanya.
Di era digital, Pemkot Semarang terus berinovasi dengan meluncurkan aplikasi e-Sampah yang memungkinkan pembayaran retribusi sampah secara digital sehingga mempermudah pengelolaan data dan transparansi.
Selain itu, juga ada Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Terintegrasi untuk memantau kapasitas Tempat Penampungan Sementara (TPS) secara real time.
“Ketika TPS hampir penuh, notifikasi otomatis dikirimkan ke Dinas Lingkungan Hidup untuk segera mengambil tindakan,” katanya.
Ita mengungkapkan bahwa transformasi Kota Semarang menuju zero waste merupakan cerminan komitmen kuat untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan.
Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pemanfaatan teknologi, kata dia, Kota Semarang tidak hanya berkontribusi pada kelestarian lingkungan tetapi juga menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi warganya. (rara-lingkar.news)