KABUPATEN SEMARANG, Lingkar.news – Ketua DPRD Jawa Tengah (Jateng), Sumanto menegaskan bahwa pemerintah harus menyediakan bibit ternak berkualitas yang dianggapnya sebagai salah satu tingkat keberhasilan petani di Jateng.
Hal itu disebutkan Sumanto saat hadir pada sebuah acara Forum Perangkat Daerah Renstra 2025-2029 dan Renja 2026, dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng di Dreamlight World Media, di Ungaran, Kabupaten Semarang.
Ia menyatakan, jika salah satu indikator keberhasilan baik itu untuk petani ternak dan petani pertanian di Jateng, yaitu ada pada ketersediaannya bibit yang berkualitas.
“Ya pemerintah makanya harus terus melakukan riset untuk mengembangkan bibit ternak maupun tanaman yang berkualitas bagi petani kita di Jawa Tengah,” ujarnya, pada acara dengan tajuk Temu Ternak Jateng Urip dan Nguripi (Teja Ungu) belum lama ini.
Pihaknya menambahkan, bahwa penyediaan bibit berkualitas baik ternak dan pertanian di Jateng ini harus disediakan oleh pemerintah, karena 70 persen tingkat keberhasilan peternak dan petani ini ada pada kualitas bibitnya.
“Sehingga, pemerintah harus ujicoba atau riset dulu, lalu hasilnya bisa diserahkan kepada peternak dan petani di Jateng, maka dari itu penyediaan bibit berkualitas ini harus dilakukan karena sekarang inikan perkembangannya terus maju ya, makanya ini akan jadi tantangan kedepannya,” tegas dia.
Ketua DPRD Jateng itu juga menyatakan bahwa hal yang bisa dilakukan pemerintah dalam mengembangkan sektor peternak dan pertanian ini selain ada pada ketersediaan bibit yang berkualitas dan adanya riset, juga ada hal lain yang perlu diperhatikan.
“Yaitu meningkatkan produk daging dan susu, ini jika untuk peternakan. Dimana, jika produk daging dan susu ini baik secara konstan, maka akan bisa meningkatkan harga jual produksi peternak dan sekaligus pertanian kita. Karena, sekarang ini produk daging dan susu di Jateng menempati urutan kedua se-Jawa, dan ini harus ditingkatkan secara berkala secara terus menerus,” tukas Sumanto.
Sementara itu, ditambahkan oleh Plt Kepala Disnakkeswan Jateng, Ignatius Haryanta Nugraha bahwa, penyediaan bibit berkualitas untuk unggas di Jateng saat ini sudah selesai. Hal ini dikarenakan industri pembibitan unggas di Jateng sudah berjalan dengan baik dan maksimal.
“Catatannya ialah, untuk ternak-ternak ruminansia (hewan pemamah biak) dan juga ternak lokal, dimana ini diperlukan upaya-upaya yang jauh lebih besar, khususnya untuk pengadaan bibit ternaknya yang berkualitas,” bebernya.
Maka dari itu, jelas Haryanta, peran pemerintah inilah yang sangat diperlukan dalam hal tersebut, dimana Disnakkeswan Jateng sendiri memiliki UPT yang begitu banyak menghasilkan bibit ternak berkualitas, dalam bentuk sperma beku.
“Dan bibit ternak berkualitas dalam bentuk sperma beku inilah yang kami jual ke masyarakat dengan harga yang sangat murah atau terjangkau di peternak-peternak kita,” sebut dia kembali.
Selain bibit dalam bentuk sperma beku itu, sebut Haryanta bahwa pemerintah juga akan menjamin kualitas bibit-bibit itu adalah yang terbaik bagi peternak di Jateng, dimana diantaranya yaitu bibit ternak sapi, kambing, ayam, dan itik.
“Selain kami jamin kualitasnya sebelum kami pasarkan ke masyarakat, kami juga terus konsisten melakukan pendampingan kepasa peternak-peternak, supaya mereka juga bisa menerapkan prinsip good breeding practice,” paparnya.
Dengan demikian, ternak yang dihasilkan akan sangat betul-betul layak untuk dikembangkan sebagai ternak bibit berkualutas yang ada di Jawa Tengah ini.
“Tapi yang juga perlu diingat ini masih adanya tantangan yang cukup besar di sektor peternakan kedepan di Jateng ini, yakni masih adanya penyebaran penyakit hewan strategis, dimana ini harus kita antisipasi secara rutin,” sebut Haryanta.
Meski secara teknis angka kematian ternaknya tidak besar yang diakibatkan dari adanya penyebaran penyakit hewan strategis, seperti contoh antrax, PMK, dan lainnya itu, namun katanya, justru berdampak dari adanya kerugian ekonominya yang cukup besar.
“Sehingga kami, akan terus menjamin ternak-ternak yang ada di Jateng ini melalui berbagai upaya dan kegiatan-kegiatan investigasi, vaksinasi, dan upaya lainnya,” pungkasnya.(Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkar.news)