SEMARANG, Lingkar.news – Persentase penduduk miskin di Jawa Tengah (Jateng) masih tergolong tinggi. Update terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2023, persentase kemiskinan di Jateng mencapai 10,77 persen, atau setara dengan 3,7 juta warga.
Melihat data tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana mengatakan bahwa kemiskinan ekstrem masih menjadi perhatian serius. Pihaknya mengimbau kepada seluruh kepala daerah untuk fokus mengentaskan penduduk miskin di Jateng.
Menurutnya ada beberapa upaya untuk menekan angka kemiskinan di Jateng, antara lain: pembangunan sistem penyediaan air minum perdesaan, stimulan perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), listrik murah, pemberian kontribusi jaminan pembiayaan kesehatan, serta bantuan sosial berupa hewan ternak dan alat pertanian.
“Bantuan stimulan modal usaha, dan pelatihan kerja untuk peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia) juga kami gencarkan untuk menekan angka kemiskinan di Jawa Tengah,” katanya, Senin, 2 Oktober 2023.
Lebih lanjut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng terus mendorong peningkatan kesejahteraan sosial dan keluarga, khususnya fakir miskin. Yaitu melalui pemberian stimulan bantuan modal usaha kepada 100 kelompok usaha bersama. Jika dihitung 100 kelompok usaha bersama tersebut mencapai seribu orang.
“Selain itu, bantuan subsidi makanan bagi lembaga kesejahteraan sosial masyarakat atau swasta sebanyak 236 panti atau 4.450 penerima manfaat di seluruh Jateng,” imbuhnya. (Lingkar Network | Rizky Syahrul – Lingkar.news)