Hindari Hoax Pemilu, DPRD Jepara Junarso Minta Warga Teliti Sikapi Informasi

Hindari Hoax Pemilu, DPRD Jepara Junarso Minta Warga Teliti Sikapi Informasi

BERSEMANGAT: Wakil Ketua DPRD Jepara Junarso saat menyampaikan materi dalam Pertemuan Penggiat Media Sosial yang bertajuk “Sukseskan Pemilu 2024, Tangkal Berita Hoaks” di Kecamatan. (Tomi Budianto/Lingkar.news)

JEPARA, Lingkar.news Intensitas kehadiran berita bohong atau yang sering disebut dengan berita hoaks semakin tinggi menjelang pemilihan umum (Pemilu). Oleh karena itu, imunitas atau daya tahan masyarakat terhadap hoaks harus ditingkatkan.

Hal tersebut terungkap dalam Pertemuan Penggiat Media Sosial yang bertajuk “Sukseskan Pemilu 2024, Tangkal Berita Hoaks” di Desa Jlegong, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, baru-baru ini.

Turut hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut yaitu Wakil Ketua DPRD Jepara Junarso, Kepala Diskominfo Jepara Arif Darmawan, dan Komisioner KPU Jepara Muhammadun.

Wakil Ketua DPRD Jepara Junarso menilai, peredaran hoaks dapat mengancam kondusivitas Pemilu 2024. Pasalnya, kata Junarso, masyarakat bertarung dengan argumen yang diyakini benar padahal keliru.

Wakil Ketua DPRD Jepara Junarso Ajak Penggiat Medsos Perangi Hoax Pemilu 2024

“Bahaya jika berita hoaks beredar di mana-mana. Konflik mengudara dan Pemilu menjadi tidak sehat. Ini harus ditangani, yakni dengan mencegah masyarakat tergesa-gesa dalam menyebar informasi,” kata Junarso.

Menurutnya, peredaran hoaks semakin membabi buta di tengah pesatnya arus informasi di platform media sosial.

“Berita satu dengan lainnya tumplek blek, hasilnya bias, dan membingungkan masyarakat. Tetapi, saya rasa masyarakat Jepara sudah dewasa dan cerdas dalam memanfaatkan sosial media. Tidak gampang tertipu dengan hoaks. Intinya, saring sebelum sharing,” pesannya.

Sementara itu, Kepala Diskominfo Jepara Arif Darmawan mengungkapkan bahwa salah satu ancaman Pemilu adalah peredaran hoaks.

“Hoaks yang sering diterima menjelang Pemilu ada berbagai macam. Paling banyak mengarah pada kegiatan sosial politik Pilkada sebesar 91,8 persen. Kemudian SARA 87,6 persen, kesehatan 41,2 persen. Sedangkan penyebarannya paling banyak melalui media sosial,” ungkap Arif.

Di sisi lain, Komisioner KPU Jepara Muhammadun mengatakan bahwa, berita hoaks sengaja dibuat untuk menjebak atau menjelek-jelekkan.

“Sengaja dibuat untuk menjatuhkan lawan. Untuk itu, membentuk imunitas dari infeksi hoaks adalah hal yang penting,” tutur Muhammadun. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)

Exit mobile version