Wonosobo, Lingkar.news – M. Kristi Endah Murni, Direktur Jenderal Perhubungan Udara (Dirjen Hubud) Kementerian Perhubungan berharap puncak festival balon udara yang akan dilaksanakan di alun-alun Wonosobo, Jawa Tengah pada Minggu (21/4), menaati aturan yang ditetapkan agar tidak mengganggu penerbangan pesawat.
“Salah satu aturan yang harus ditaati adalah ketinggian maksimal 150 meter dari permukaan tanah dan balon udara memiliki minimal tiga tali tambatan,” kata Kirsti dalam keterangan di Wonosobo, Jawa Tengah, Sabtu (20/4)
Kristi menjelaskan aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 40 Tahun 2018 tentang Penggunaan Balon Udara pada Kegiatan Budaya Masyarakat dan telah mengajukan perijinan pelaksanaan kegiatan.
Ia menjelaskan Peraturan Menteri tersebut mengatur beberapa ketentuan yang harus dipatuhi, seperti diameter balon maksimal 4 meter; tinggi balon maksimal 7 meter; tidak dilengkapi peralatan dengan bahan mengandung api, mudah meledak/sejenis; termasuk ketinggian maksimal 150 meter dari permukaan tanah; dan memiliki minimal tiga tali tambatan.
“Dalam PM ini diatur pula untuk lokasi penyelenggaraan festival yakni berupa lahan tanpa halangan pepohonan, pemukiman, kabel listrik, maupun stasiun pengisian bahan bakar dan berjarak cukup jauh dari bandara,” jelas Kristi.
Lanjut Kristi menuturkan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melalui Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah III Surabaya bekerja sama dengan AirNav Indonesia, pemerintah daerah dan pihak kepolisian telah melakukan sosialisasi PM 40 Tahun 2018 dan memberikan imbauan agar masyarakat dalam melaksanakan tradisi tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Menurut Kristi tradisi tahunan masyarakat menerbangkan balon udara saat menyambut menyambut Hari Raya Idul Fitri memang perlu ditertibkan karena balon yang diterbangkan secara liar sangat membahayakan aktifitas penerbangan terutama masalah keselamatan.
“Kami berharap kesadaran masyarakat makin tumbuh dan tidak ada lagi temuan balon udara yang terbang secara bebas dan liar. Manfaatkan festival di Wonosobo, mari sama-sama kita lestarikan tradisi tanpa membahayakan keselamatan penerbangan,” imbuh Kristi.
Kristi menambahkan masyarakat perlu membayangkan dan mengetahui jika balon udara yang terbang bebas sampai ketinggian jelajah pesawat sangat membahayakan. Balon udara dapat masuk ke dalam mesin pesawat atau menutup kaca/jendela bagian depan pesawat sehingga menghalangi pandangan pilot.
“Jangan main-main, ada banyak nyawa yang dipertaruhkan, tentunya kita tidak ingin hal buruk terjadi,” jelasnya.
Dia menyebut dalam Pasal 411 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan, bagi siapa saja yang membahayakan keselamatan pesawat udara, penumpang dan barang, dan/atau penduduk atau merugikan harta benda milik orang lain maka akan dipidana penjara paling lama dua tahun dan denda paling banyak Rp500 juta. (rara-lingkar.news)