Pertamina Kembali Kerek Harga BBM Non Subsidi

ILUSTRASI: Warga mengantre untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) . (Nisa Hafizhotus Syarifa/Lingkar.news)

ILUSTRASI: Warga mengantre untuk membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) . (Nisa Hafizhotus Syarifa/Lingkar.news)

JAKARTA, Lingkar.news – PT Pertamina (Persero) pada Minggu ini kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax Turbo dan Dex Series serta elpiji non subsidi jenis Bright Gas.

“Harga bahan bakar Pertamina telah dirancang sebagai wujud apresiasi untuk Anda dalam memberikan pelayanan prima di SPBU kami. Harga bahan bakar berlaku mulai 10 Juli 2022,” demikian pernyataan resmi Pertamina dalam laman MyPertamina yang dikutip di Jakarta, Minggu (10/7).

Dalam keterangan yanga disampaikan Pertamina, penyesuaian harga BBM Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui SPBU.

Pertamina menyatakan porsi produk Pertamax Turbo dan Dex Series hanya lima persen dari total konsumsi BBM nasional. Sedangkan porsi produk elpiji non subsidi hanya enam persen dari total komposisi elpiji nasional.

Harga Pertamax Turbo yang sebelumnya dijual Rp14.500 per liter sekarang menjadi Rp16.200 per liter, Pertamina Dex yang semula Rp13.700 kini menjadi Rp16.500 per liter dan harga Dexlite dari Rp12.950 naik menjadi Rp15.000 per liter. Sementara itu, harga elpiji Bright Gas juga naik sekitar Rp2.000 per kilogram.

Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menjelaskan alasan kenaikan harga BBM dan elpiji non subsidi karena mengikuti perkembangan harga minyak dan gas dunia. Pada Juni 2022, harga minyak Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) senilai 117,62 dolar AS atau lebih tinggi 37 persen bila dibandingkan harga pada Januari 2020.

“Seluruh penyesuaian harga di angka sekitar Rp2.000 baik per liter untuk BBM dan per kg untuk LPG. Harga ini masih sangat kompetitif dibandingkan produk dengan kualitas setara. Untuk yang subsidi, pemerintah masih turut andil besar dengan tidak menyesuaikan harganya,” kata Irto dalam keterangan tertulis, Minggu (10/7).

Sementara itu, harga elpiji berdasarkan Contract Price Aramco (CPA) pada bulan lalu menyentuh angka 725 metrik ton atau lebih tinggi 13 persen jika dibandingkan harga rata-rata sepanjang tahun lalu.

Irto mengklaim meski ada kebijakan penyesuaian harga, namun harga itu masih terbilang kompetitif bila dibandingkan produk sejenis yang dijual oleh sejumlah perusahaan penyalur BBM dan elpiji di Indonesia. (Lingkar Network | Lingkar.news)

Harga BBM dan Elpiji Non Subsidi Terkini

Berlaku mulai 10 Juli 2022

 SebelumnyaSekarang
Pertamax TurboRp14.500 per literRp16.200 per liter
Pertamina DexRp13.700 per literRp16.500 per liter
DexliteRp12.950 per literRp15.000 per liter
Elpiji Bright GasNaik Rp2.000 per kilogram
Diolah dari berita KORAN LINGKAR

Exit mobile version