MAKKAH, Lingkar.news – Para jamaah haji sebentar lagi akan memasuki puncak ibadah haji. Puncak Ibadah Haji biasa disebut dengan Armuzna, yakni Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Menurut keputusan Pemerintah Arab Saudi, wukuf di Arafah akan dimulai pada tanggal 8 Juli 2020 tepatnya hari Jumat.
Rangkaian kegiatan Armuzna akan dimulai pada Kamis, 8 Juli. Di mana para jamaah haji secara bergelombang akan diberangkatkan menuju ke Arafah. Mengingat puncak Haji yakni Arafah tinggal 3 hari lagi, maka semua jamaah haji dari seluruh dunia sudah berada di Mekah pada H-3 ini. Penerbangan haji juga sudah ditutup.
Jamaah haji saat ini H -3 menjelang wukuf di Arafah semuanya terkonsentrasi di Mekah. Tentu saja hal ini mengakibatkan padatnya Masjidil Haram. Semua jamaah haji dari berbagai negara memanfaatkan waktu untuk melakukan umrah wajib sebelum wukuf maupun salat fardu berjamaah di Masjidil Haram.
Ribuan tentara dikerahkan untuk mengatur ketertiban jamaah haji. Padahal kurang 3 ini tepatnya pada 5 Juli 2022, seluruh transportasi bus Salawat dihentikan oleh Pemerintah Arab Saudi. Hal ini mengakibatkan seluruh jamaah haji harus berjalan kaki atau menggunakan taksi berbayar jika ingin ke Masjidil Haram.
Meskipun bus Salawat sudah tidak beroperasi tetapi antusiasme jamaah haji untuk salat berjamaah di Masjidil Haram sangat tinggi. Bus Salawat akan beroperasi kembali pada tanggal 14 Dzulhijjah atau 13 Juli.
Panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi saat ini menganjurkan agar jamaah haji tidak memaksakan diri untuk salat berjamaah di Masjidil Haram. Hal ini sebagai antisipasi pemerintah untuk menjaga kesehatan dan kebugaran jamaah haji menjelang Armuzna.
Di samping itu, banyaknya jamaah haji dari berbagai negara yang terkonsentrasi di sekitar Masjidil Haram membuat banyak jamaah haji Indonesia kebingungan untuk mencari hotelnya. Apabila biasanya mereka naik bus Salawat dan akan mudah mengantarkan sampai ke hotel, tetapi di H min 3 ini mereka harus berjalan kaki menemukan rute hotelnya.
PPIH Arab Saudi juga sudah mengantisipasi hal ini dengan menarik seluruh petugas haji di Daker Madinah maupun Jeddah untuk dikonsentrasikan ke sektor khusus Masjidil Haram.
Para PPIH yang berseragam Hitam putih bertebaran di sudut-sudut maupun jalan-jalan di sekitar Masjidil Haram. Mereka terdiri dari perlindungan jamaah atau Linjam dari unsur TNI maupun EMT atau emergency medical team dari unsur tenaga kesehatan. Sedangkan untuk PPIH kloter saat ini disibukkan memberikan pembimbingan terakhir kepada jamaah haji pra Armuzna.
Kondisi terakhir di Masjidil Haram sebagaimana dilaporkan kontributor berita Ahmad Fahmi langsung dari halaman Masjidil Haram, terlihat bahwa hampir setiap sudut dalam maupun halaman Masjidil Haram penuh dengan jamaah.
Jamaah haji yang berpakaian ihram bisa masuk langsung ke lantai Ka‘bah, sedangkan yang tidak berpakaian ihram diarahkan untuk menuju lantai satu dan lantai dua atau atap.
Kebanyakan jamaah haji terkonsentrasi di sekitar halaman masjid depan Tower Zamzam/Menara Jam dan sekitarnya maupun halaman yang mengarah ke Terminal Ajyad. Karena di sekitar halaman ini langsung berdiri berbagai macam hotel-hotel bintang lima.
Sedangkan jamaah yang berasal dari terminal Syeb Amir dan Bab Ali yang masuk melalui pintu Babussalam cenderung berkurang, mengingat sudah tidak ada armada bus Salawat yang melayani jamaah di terminal Bab Ali dan Syeb Amir. (Lingkar Network | Ahmad Fahimi – Lingkar.news)