RANGKASBITUNG, Lingkar.news – Pelaku gacong atau orang yang membantu petani tanpa dibayar upah mulai penanaman, perawatan hingga memetik padi di Kabupaten Lebak, Banten dapat membantu untuk persediaan pangan keluarga usai panen raya pada musim awal 2024.
Hal ini disampaikan oleh Ma Uni (55) seorang warga Kolelet Rangkasbitung Kabupaten Lebak, pada Rabu, 27 Maret 2024.
“Kami mendapatkan gabah sekitar empat karung dan cukup untuk konsumsi pangan keluarga tiga bulan ke depan,” kata Ma Uni.
Pelaku gacong di wilayahnya sudah menjadikan tradisi bagi masyarakat yang tidak memiliki sawah untuk membantu petani setempat.
Para pelaku gacong itu nantinya mendapatkan pembagian gabah setelah panen dengan rata-rata dari lima ikat tumpukan gabah maka jatah untuk mereka satu ikat.
Oleh karena itu, jika panen raya di pelosok-pelosok perkampungan di Kabupaten Lebak banyak yang menjemur gabah di tanah lapang, halaman rumah hingga di badan jalan desa.
“Kita panen awal musim tahun 2024 ini relatif bagus dan tidak terserang hama sehingga mendapatkan pembagian gabah. Dan, jika tanaman padi itu puso tentu pelaku gacong juga tidak mendapatkan pembagian gabah,” katanya menjelaskan.
Begitu juga Suhanah (50) warga Kalanganyar Kabupaten Lebak mengatakan dirinya menjemur gabah sebanyak lima karung di halaman rumah dari hasil pembagian gacong.
Panen raya di wilayahnya di sekitar 25 hektare dan dipastikan pelaku gacong mencapai 125 orang, sehingga dapat menyumbangkan kontribusi bagi masyarakat untuk memenuhi ketersediaan pangan.
Namun, pelaku gacong itu yang kebanyakan kaum perempuan untuk membantu pangan keluarga.
“Kami menjemur gabah dari lima karung itu jika bisa menghasilkan beras sebanyak 200 kilogram dan cukup untuk konsumsi keluarga dua anak dan suami empat bulan ke depan,” kata Suhanah.
Ketua Kelompok Tani Sukabungah Desa Tambakbaya Kabupaten Lebak, Ruhiana mengatakan panen raya di wilayahnya pada Maret 2024 sekitar 50 hektare dan bisa memberikan kontribusi bagi pelaku gacong untuk memenuhi ketersediaan pangan masyarakat setempat.
Sebab, hasil panen itu bukan hanya petani saja yang menikmatinya, namun pelaku gacong juga dapat pembagian gabah.
Diperkirakan jumlah pelaku gacong itu dari 50 hektare rata-rata 1 hektare sebanyak 5 orang maka bisa membantu ketersediaan pangan untuk 250 orang pelaku gacong.
“Saya kira pelaku gacong itu tentu sangat membantu petani kecil karena mereka bekerja tanpa upah, namun upahnya hasil pembagian gabah itu,” kata Ruhiana.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan panen raya pada Maret seluas 13 ribu hektare dan untuk pelaku gacong bisa memenuhi ketersediaan pangan masyarakat selama tiga sampai enam bulan tidak membeli beras.
“Kami memperkirakan ribuan pelaku gacong bisa menghasilkan ketersediaan pangan dari hasil pembagian gabah itu,” kata Deni. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)