Lingkar.news – Coconut Oil atau yang biasa dikenal dengan minyak kelapa sudah banyak diketahui oleh masyarakat sebagai pengganti minyak sawit. Meningkatnya permintaan terhadap minyak kelapa, membuat perusahaan berlomba-lomba untuk menciptakan produk minyak kelapa baik murni atau yang sudah disaring (refined).
Dilansir dari Alodokter, minyak kelapa murni diekstrak dari kelapa yang masih segar tanpa diolah menggunakan bahan kimia tambahan. Selain itu, minyak kelapa murni diproses tanpa suhu tinggi agar kandungan senyawa phenolic tidak rusak.
Minyak kelapa diketahui ada 3 jenis, di antaranya minyak kelapa komersial (RBD – Refined, Bleaching, Deodorized), minyak kelapa tradisional (Traditional Coconut Oil) dan minyak kelapa murni (VCO – Virgin Coconut Oil)
Minyak kelapa selain digunakan sebagai pengganti minyak sawit, minyak kelapa juga bermanfaat untuk kecantikan rambut, peremajaan kulit hingga mengurangi kolesterol jahat dalam tubuh.
Banyaknya manfaat minyak kelapa, berikut Lingkar.news rangkum untuk Anda 5 fakta tentang minyak kelapa.
1. Minyak Kelapa Mengurangi Kadar Kolesterol Jahat
Minyak kelapa bermanfaat untuk mengurangi kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL) dalam tubuh. Minyak kelapa murni seperti Virgin Coconut Oil (VCO) tidak menyebabkan peningkatan kadar kolesterol jahat, justru ampuh meningkatkan HDL dalam darah.
Dikutip dari Hellosehat, kandungan trigliserida rantai menengah (MCT) dalam minyak kelapa, dapat meningkatkan HDL dalam tubuh hingga memelihara kesehatan jantung.
2. Minyak Kelapa Digunakan Sebagai Minyak Goreng
Karena Harga Minyak Kelapa Tidak Terlalu maha, Menggunakan minyak kelapa untuk menggoreng makanan sangat disarankan, selain memiliki tekstur yang tidak kental seperti minyak sawit, minyak kelapa juga mempunyai warna yang lebih jernih daripada minyak sawit.
Keuntungan menggunakan minyak kelapa untuk menggoreng di antaranya tidak mengandung banyak minyak di gorengan, minyak yang masuk ke tubuh mudah diserap menjadi energi dalam tubuh, makanan lebih gurih, stabil dalam temperatur tinggi dan tahan lama pada suhu ruang.
Menariknya, minyak kelapa memiliki titik asap lebih tinggi daripada minyak sawit. Hasilnya, minyak kelapa tak mudah rusak ketika digunakan untuk menggoreng berkali-kali. Selain itu, hasil gorengan lebih baik dan tak cepat gosong.
3. Minyak Kelapa dapat Membakar Lemak
Kandungan lemak jenuh dalam minyak kelapa adalah asam laurat atau jenis asam lemak jenuh rantai menengah yang mudah dicerna dan diproses organ hati untuk kemudian diubah menjadi energi. Oleh karena itu, asam lemak jenuh dalam minyak kelapa ini membantu proses penurunan berat badan.
Dikutip dari Klikdokter, mengonsumsi 15-30 gram asam lemak jenuh rantai sedang dapat meningkatkan pembakaran lemak sebesar 5 persen atau setingkat dengan 120 kalori yang dibuang.
Namun, mengonsumsi minyak kelapa tidak diperkenankan secara berlebihan. Jika Anda mengonsumsi minyak kelapa dalam jumlah yang melebihi batas justru dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
4. Minyak Kelapa Lebih Menyehatkan Tubuh
Kandungan polifenol dalam minyak kelapa mampu mencegah aterosklerosis yaitu pengerasan dinding pembuluh darah akibat penumpukan plak pada dinding pembuluh darah hingga risiko penyakit jantung menurun. Selain itu, dalam Journal of the Science Food and Agriculture menunjukkan bahwa potensi khasiat minyak kelapa dalam melindungi kesehatan organ hati.
Selain bermanfaat untuk kesehatan organ jantung dan hati, minyak kelapa juga bermanfaat untuk mencegah diabetes. Asam lemak dalam minyak kelapa dapat memperbaiki toleransi glukosa dalam tubuh. Dalam kasus diabetes tipe 2, minyak kelapa dipercaya memperbaiki sensitivitas insulin.
5. Minyak Kelapa Bermanfaat untuk Kulit
Minyak kelapa dapat meredakan berbagai penyakit kulit dari psoriasis, dermatitis kontak hingga eksim. Sifat antiinflamasi dalam minyak kelapa, mampu mengatasi peradangan pada kulit dan mengurangi radikal bebas dalam tubuh.
Selain itu, teksturnya yang licin dan tidak mudah lengket, membuat minyak kelapa menjadi bahan dalam pembuatan body lotion dan lip balm. Menariknya, minyak kelapa mengandung zat antimikroba yang dapat membersihkan luka dan mempercepat penyembuhannya.
Karena manfaat dan keunggulan minyak kelapa lebih banyak dibanding dengan minyak sawit, kami merekomendasikan anda untuk memulai gaya hidup sehat diawali dengan mengkonsumsi minyak kelapa.
Itulah 5 fakta terkait minyak kelapa yang sudah dirangkum Lingkar.news. Untuk memilih minyak kelapa, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, di antaranya perhatikan label kemasan (untuk memeriksa virgin/murni, organik, non-GMO dan non-hidrogenasi), pilih minyak kelapa yang berwarna putih kekuningan dan bersih, tidak beraroma menyengat dan tidak disertai dengan bahan kimia tambahan.
Anda dapat menggunakan minyak kelapa Kara yang merupakan 100 % minyak kelapa murni, tanpa pengawet, stabil dalam temperatur tinggi jika digunakan untuk menggoreng, bisa digunakan berkali-kali, bebas kolesterol dan sumber lemak sehat. (Lingkar Network | Jazilatul Khofshoh – Lingkar.news)
Sumber Referensi:
- Agustin, Sienny. (2021). Alodokter: Inilah 4 Manfaat Minyak Kelapa untuk Kesehatan Tubuh. Diakses pada 19 Oktober 2022, dari https://www.alodokter.com/manfaat-minyak-kelapa-bagi-kesehatan-dan-kecantikan
- Agustin, Sienny. (2021). Alodokter: 5 Manfaat Minyak Kelapa untuk Kulit Beserta Cara Tepat Memilihnya. Diakses pada 19 Oktober 2022, dari https://www.alodokter.com/5-manfaat-minyak-kelapa-untuk-kulit-beserta-cara-tepat-memilihnya
- Azmi, Nabila. (2021). Hellosehat: 7 Manfaat Minyak Kelapa untuk Kesehatan. Diakses pada 19 Oktober 2022, dari https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/manfaat-minyak-kelapa-kesehatan/
- Garcia, Valda. (2022). Klikdokter: Inilah Manfaat Minyak Kelapa yang Tak Pernah Anda Duga. Diakses pada 19 Oktober 2022, dari https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/diet-nutrisi/inilah-manfaat-minyak-kelapa-yang-tak-pernah-anda-duga
- Narayanankutty, A., Palliyil, D., Kuruvilla, K., & Raghavamenon, A. (2017). Virgin coconut oil reverses hepatic steatosis by restoring redox homeostasis and lipid metabolism in male Wistar rats. Journal Of The Science Of Food And Agriculture, 98(5), 1757-1764. doi: 10.1002/jsfa.8650. Retrieved 19 October 2022.