Lingkar.news – Sharenting adalah kegiatan ketika orang tua membagikan momen bersama anak atau membagikan perkembangan tumbuh kembang buah hati melalui media sosial.
Hal ini sering sekali dilakukan oleh para orang tua di zaman sekarang. Tujuan orang tua melakukan sharenting pun beragam.
Ada yang ingin terhubung dengan orang tua lain agar bisa diskusi terkait penngasuhan si kecil. Namun, ada juga yang hanya ingin sekedar menunjukkan kebersamaan dengan anak dan membanggakan prestasi anak di media sosial.
Sharenting memang bisa menjadi hal yang positif. Namun tahukah Anda, jika sharenting dilakukan secara berlebihan atau oversharenting, ternyata memiliki dampak negatif, lho.
Berikut ini ada 5 dampak negatif sharenting bagi anak, yang dilansir dari Instagram @kemenkominfo. Apa saja?
- Mengganggu kenyamanan si kecil.
- Bisa mengarah pada komersialisasi anak, di mana dijadikan ‘talent’ untuk mendatangkan imbal jasa.
- Menghilangkan hak anak untuk memberikan consent atau persetujuan.
- Penyalahgunaan foto dan video anak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
- Ada risiko pelecehan anak di media online.
Oleh sebab itu, para orang tua juga harus bahwa si kecil juga berhak atas rasa aman dan nyaman. Kemenkominfo pun mengajak para orang tua untuk menciptakan lingkungan yang ramah untuk tumbuh kembang emosional anak.
Untuk mengurangi risiko bahaya, sebaiknya para orang tua mempertimbangkan secara baik-baik terlebih dahulu sebelum berbagi di media sosial, tidak membagikan unggahan yang bisa membuat anak merasa malu, tidak perlu membagikan informasi anak secara detail, bisa juga Anda membatasi pengikut di media sosial.
Selain itu, jangan lupa gunakan pengaturan privasi dan hindari memberikan informasi negatif tentang anak. Itu beberapa dampak negatif sharenting yang perlu Anda ketahui. (Lingkar Network | Lingkar.news)