Cak Imin Diboyong Jadi Pendamping Anies, PKS: Itu Dinamika Politik

POTRET: Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) dalam diskusi Forum Pemimpin Redaksi Indonesia (Forum Pemred) di Jakarta pada 2022. (Antara/Lingkar.news)

POTRET: Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) dalam diskusi Forum Pemimpin Redaksi Indonesia (Forum Pemred) di Jakarta pada 2022. (Antara/Lingkar.news)

JAKARTA, Lingkar.news – Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Anies Baswedan merupakan kabar tak terduga.

Kendati begitu, Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini mengatakan bahwa partainya menghormati sikap dan keputusan partai politik (parpol) lain sehingga menganggap wajar atas reaksi yang muncul dari proses dinamika politik yang terjadi.

“Ada reaksi itu wajar saja karena setiap partai tentu punya sikap dan harapan masing-masing. PKS selalu menghormati sikap dan keputusan setiap partai,” kata Jazuli dalam keterangan yang diterima di Jakarta, pada Jumat, 1 September 2023.

Menurut Jazuli, dinamika tersebut merupakan dinamika politik yang menguji kebersamaan koalisi, dan semua kubu koalisi bakal calon presiden (capres) lain pun akan mengalami dinamika serupa.

Menurutnya, KPP sendiri sebenarnya telah menyusun dan menyepakati piagam koalisi, yang salah satu poinnya menyebut bahwa penentuan bakal cawapres ditentukan oleh bakal capres Anies Baswedan.

“Hal ini juga menunjukkan pentingnya membangun komunikasi yang lebih baik serta komitmen dan konsistensi dalam mewujudkan kebersamaan koalisi,” ujarnya.

Untuk itu, Jazuli menegaskan kembali sikap DPP PKS yang tidak berubah untuk tetap mendukung Anies Baswedan sebagai bakal capres KPP pada Pilpres 2024, sebagaimana yang menjadi keputusan Musyawarah Majelis Syuro (MMS) VIII partai-nya.

“PKS konsisten mengusung amanat MMS VIII tersebut. Struktur dan kader PKS selama ini juga all out mengenalkan dan mensosialisasikan Anies Baswedan ke seluruh pelosok Tanah Air,” jelas anggota Komisi I DPR RI itu.

Dia menambahkan, KPP akan segera melakukan konsolidasi untuk mengkomunikasikan dinamika yang terjadi dan langkah-langkah strategis ke depannya agar KPP semakin solid dan kokoh dalam menyongsong Pemilu 2024.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid (Gus Jazil) menyatakan, keputusan PKB gabung dengan Koalisi Perubahan Untuk Persatuan (KPP) diputuskan dalam rapat gabungan di Surabaya, pada Jumat sore, 1 September 2023.

“Rapatnya akan diselenggarakan jam 15.00 hari ini, di Surabaya,” katanya usai rapat pleno DPP PKB di Jakarta, Jumat ini.

Sementara itu, Kabar penetapan Cak Imin sebagai pasangan Anies itu diumumkan oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya pada Kamis, 31 Agustus 2023, setelah mendapat konfirmasi dari Sudirman Said selaku utusan Anies.

“Tiba-tiba, terjadi perubahan fundamental dan mengejutkan. Pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, di NasDem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai (bakal) cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS. Malam itu juga, (bakal) capres Anies dipanggil oleh Surya Paloh untuk menerima keputusan itu. Sehari kemudian, 30 Agustus 2023, (bakal) capres Anies dalam urusan yang sangat penting ini tidak menyampaikan secara langsung kepada pimpinan tertinggi PKS dan Partai Demokrat, melainkan terlebih dahulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya,” jelas Teuku Riefky.

Saat ini Cak Imin dan PKB masih tergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Partai Gerindra. KKIR kemudian berganti nama menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM) setelah bergabungnya Partai Golkar dan PAN.

Adapun Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mendukung Anies Baswedan sebagai bakal capres terdiri atas Partai NasDem, Partai Demokrat, dan PKS. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Exit mobile version