Lingkar.news – Berkat kerja keras dan usahanya yang pantang menyerah, Mufidah Rizqiyani Husna kini berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dokter.
Tidak banyak orang tahu, dalam mewujudkan impiannya dirinya rela berjualan di pasar dan berjualan online demi membantu orang tuanya mencari tambahan biaya kuliah. Hal itu dilakukan karena Mufida terlahir dari keluarga sederhana.
“Ya, waktu itu untuk bayar kuliah aja itu sampai sering telat sampai aku sering nggak bisa ikut ujian reguler. Harus ikut ujian susulan gitu karena memang belum bayar semesteran,” ujarnya.
Usai lulus, dirinya langsung menapaki dunia kerja. Waktu itu ia keterima menjadi dokter yang melayani para pesepakbola di Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang (PSIS).
“Saya lihat ada lowongan dokter di klub sepakbola PSIS Semarang, terus saya mencoba ikut seleksi. Alhamdulillah keterima dari ratusan pendaftar,” katanya.
Menjadi dokter PSIS Semarang, menurut Mufida menjadi sebuah pengalaman yang sangat berharga dan menyenangkan. Karena, dirinya menjadi dokter perempuan pertama di klub sepak bola yang ada di Indonesia.
“Di PSIS Semarang jadi dokter perempuan pertama dan ternyata viral karena di Indonesia belum ada dokter bola perempuan. Jadi aku jadi salah satu pionirnya,” jelas dara Kendal, 25 Oktober 1996 ini.
Meski kini sudah menjadi salah seorang dokter terkenal, Mufida memutuskan untuk berhenti dari dokter bola, karena keinginan terbesarnya adalah menjadi dokter estetika.
“Ya beda banget memang sekarang, tadinya jadi dokter bola penampilannya sporty sekarang pakainya feminim. Jadi punya pengalaman yang beda dan asik,” paparnya.
Mufida mengaku dukungan dari kedua orang tuanya sangat memotivasi dirinya untuk terus mengejar karir di bidang kedokteran.
“Hal apapun yang aku lakukan orang tuaku percaya dan terus mendukung aku. Aku bangga sekali punya orang tua seperti mereka,” terang Mufida yang merupakan anak tunggal ini.
Meski kini telah mengelola Klinik Kecantikan, Mufida masih berjualan online melalui akun media sosialnya.
“Jadi jualan tuh nggak cuma buat nyari duit, tapi buat nyalurin hobi. Ini salah satu healing buatku. Ya seperti jualan baju, make up, skin care,” tandasnya.
Sebagai seorang dokter dirinya berharap pelayanan kesehatan yang diperoleh masyarakat di Indonesia bisa merata. Dirinya pun bermimpi dapat membuat sebuah yayasan kesehatan dan yayasan pendidikan agar bisa membantu masyarakat yang membutuhkan.
“Semoga kesehatan di Indonesia ini semakin merata. Karena aku pernah kerja di daerah terpencil gitu dan ternyata disana untuk sekedar dapat pelayanan kesehatan saja sangat sulit,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arvian Maulana – Koran Lingkar)