Jakarta, Lingkar.news – Langkah-langkah khusus untuk mencegah terjadinya konflik antara manusia dan satwa liar di Ibu Kota Nusantara telah disiapkan oleh Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN)
Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air Otorita IKN Pungky Widiaryanto, di Jakarta, Senin (25/3), mengatakan upaya ini dilakukan dengan mempertimbangkan keberadaan habitat alami satwa liar di kawasan tersebut dan potensi interaksi dengan manusia di masa depan.
Untuk mengatasinya, Pungky mengatakan OIKN telah merancang beberapa strategi, salah satunya adalah membangun hutan penyangga atau buffer zone di pinggiran kota. Wilayah penyangga ini nantinya akan ditanami tumbuhan-tumbuhan khusus.
“Buffer ini bisa berfungsi untuk menghalau hewan-hewan liar dan berpotensi konflik dengan manusia agar tidak lari ke kota,” ujar Pungky.
Selain itu, dia menyebut OIKN juga telah menyusun pedoman bagi kontraktor dan investor terkait kebijakan pelindungan satwa liar yang berada di kawasan Nusantara dan sekitarnya.
OIKN, kata dia lagi, juga bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk membentuk tim penyelamat untuk menangani konflik manusia dan satwa liar.
Dia mengatakan OIKN berkomitmen untuk menjaga keanekaragaman hayati di kawasan ibu kota negara baru, termasuk fauna.
Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah membangun koridor buatan untuk membantu satwa melintasi area pembangunan dan menjaga kelangsungan hidup mereka.
“Memang kami menyadari di beberapa tempat di Kariangau ada beberapa koridor satwa, dan itu kami bangun koridor buatan supaya satwa-satwanya bisa melintas dari Sungai Wain menuju Teluk Balikpapan. Itu merupakan salah satu kompensasi yang tidak bisa dihindarkan,” katanya pula.
OIKN mengidentifikasi tujuh wilayah di IKN dan sekitarnya yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Wilayah tersebut meliputi Bentang Alam Gunung Beratus, Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, Teluk Balikpapan, Hutan Lindung Sungai Wain, Samboja Lestari, Muara Jawa, dan Gunung Parung.
Di Gunung Parung, yang terletak dekat dengan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), terdapat berbagai satwa liar, seperti lutung merah, elang bondol, bekantan, dan cangak merah.
Sementara itu, Teluk Balikpapan menjadi habitat bagi buaya muara, penyu hijau, dugong, dan pesut mahakam. (rara-lingkar.news)