JAYAPURA, Lingkar.news – Dewan Pimpinan Daerah (DPW) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Papua meminta Pemprov Papua Pegunungan dan Papua Tengah menarik sementara tenaga medis selama pilkada dengan alasan keamanan.
Permintaan tersebut imbas insiden penganiayaan yang dialami suster Zulhaida di Mulia, ibukota Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah pada Jumat, 8 November 2024.
“Penarikan tenaga medis dilakukan untuk menjaga keamanan mereka dari gangguan kelompok atau orang tak dikenal (OTK),” kata Ketua DPW PPNI Papua, James May di Jayapura, Selasa, 12 November 2024.
James mengatakan penarikan sementara petugas kesehatan itu terutama yang bertugas di wilayah rawan gangguan keamanan.
Permintaan penarikan sementara tenaga kesehatan akan dikomunikasikan ke Dinas Kesehatan di kedua provinsi guna menghindari insiden serupa.
Apalagi biasanya saat pilkada situasi keamanan di wilayah yang ada di kedua provinsi meningkat sehingga dikhawatirkan juga akan berdampak kepada tenaga kesehatan.
DPW PPNI Papua sangat menyayangkan penganiayaan oleh orang tak dikenal terhadap perawat RSUD Mulia, Suster Zulhaida, hingga korban mengalami luka dan kini dirawat di RS Bhayangkara Jayapura.
“Mudah-mudahan ke depan tidak ada lagi tenaga kesehatan yang mengalami tindakan kekerasan oleh siapapun,” harap James May.
Saat ini jumlah perawat di Papua beserta tiga provinsi pemekaran sekitar 18 ribu orang. Daerah otonomi baru (DOB) pecahan dari Provinsi Papua yaitu Papua Pegunungan, Papua Selatan dan Papua Tengah. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)