Masuk Musim Hujan, Warga Situbondo Diminta Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi Bencana Hidrometeorologi

Masuk Musim Hujan, Warga Situbondo Diminta Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi Bencana Hidrometeorologi

Plengsengan ambrol akibat longsor dan mengganggu jalan Desa Baderan, Kecamatan Sumbermalang, Situbondo. (Antara/Lingkar.news)

SITUBONDO, Lingkar.news – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mengingatkan masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi baik tanah longsor maupun banjir saat memasuki musim hujan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo Sruwi Hartanto mengatakan masyarakat perlu mewaspadai potensi bencana seperti longsor, banjir, dan angin puting beliung.

“Memasuki musim hujan potensi bencana alam seperti longsor cukup tinggi di beberapa wilayah di Situbondo,” ujarnya kepada wartawan di Situbondo, Jawa Timur, Jumat, 15 November 2024.

Sruwi mencontohkan peristiwa tanah longsor salah satunya terjadi di Dusun Lucu, Desa Baderan, Kecamatan Sumbermalang, tanah longsor mengakibatkan plengsengan ambrol setelah sebelumnya di wilayah itu diguyur hujan dengan intensitas cukup tinggi.

“Masyarakat sebaiknya lebih berhati-hati dan waspada ketika melewati lokasi-lokasi rawan longsor, salah satunya di Desa Baderan, banyak rumah warga berada di dataran tinggi rawan longsor,” katanya.

Selain di Desa Baderan, lanjut Sruwi, ada juga beberapa titik rawan longsor di Desa Selomukti dan Desa Campoan (Kecamatan Mlandingan).

“Desa Selomukti dan Desa Campoan ini potensi longsornya juga cukup tinggi karena banyak rumah yang dibangun di atas tebing,” katanya.

Sruwi menyampaikan kerusakan plengsengan di Dusun Lucu itu merupakan wilayah Dinas PUPP, namun jika hingga Januari 2025 tidak dibangun kembali, maka BPBD akan mengusulkan ke BPBD Provinsi Jawa Timur.

“Kalau tahun ini belum dibangun oleh Dinas PUPP, kami akan mengusulkan ke BPBD Provinsi Jawa Timur agar mendapat bantuan dana untuk dibangun,” katanya.

BPBD setempat terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau curah hujan yang dapat memicu bencana alam banjir.

“Kami juga mengimbau masyarakat membersihkan saluran air dan selokan, tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyumbat aliran air dan lainnya, sehingga mengurangi risiko bencana selama musim hujan,” tuturnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Exit mobile version