Menko Pangan: Tahun 2025 Indonesia Setop Impor Beras

Menko Pangan: Tahun 2025 Indonesia Setop Impor Beras

BONGKAR MUAT: Buruh pelabuhan menurunkan beras impor asal Thailand dari kapal kargo berbendera Vietnam di Pelabuhan Malahayati, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Jumat, 1 Maret 2024.(Antara/Lingkar.news)

JAKARTA, Lingkar.news Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan mengatakan, Indonesia akan berhenti mengimpor beras mulai 2025.

“Mudah-mudahan tahun depan kita nggak impor beras, kalau impor pun sedikit,” ujar Zulkifli di Jakarta, Kamis, 21 November 2024.

Dia menegaskan, impor yang akan dilakukan pada 2025 mendatang merupakan sisa kuota beras yang belum terealisasi.

Pada 2024, pemerintah menetapkan kuota impor beras sebesar 3,6 juta ton. Sedangkan yang telah terealisasi baru sekitar 2,9 juta ton.

“Sudah diputuskan 3,6 (ton) baru masuk 2 koma sekian. Nanti sampai akhir tahun mungkin ada tambahan-tambahan lagi, yang masuk tapi sudah diputuskan,” ucapnya.

Sebelumnya, Zulkifli menyatakan bahwa target pencapaian swasembada pangan dimajukan menjadi 2027.

“Kemarin, Bapak Presiden (Prabowo Subianto) sudah mengumumkan di G20, di APEC, bukan 2028, 2027. Jadi kita punya waktu dua tahun,” ucapnya.

Zulkifli menyampaikan dengan waktu yang semakin singkat kementerian terkait harus bekerja keras untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang masih terkendala untuk mewujudkan swasembada.

Adapun beberapa permasalahan yang harus diselesaikan dalam waktu dekat adalah penyaluran pupuk bersubsidi yang selama ini alurnya dianggap masih terlalu panjang.

Selain itu, Menko Pangan juga memastikan stok beras saat ini aman dan mencukupi hingga Desember 2024, guna menjaga kestabilan pasokan dan harga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dia menyebutkan stok beras Bulog di salah satunya di Gudang Jakarta mencapai 140 ribu ton, sedangkan gudang yang dimiliki Bulog lebih dari 1.508 gudang di seluruh Indonesia.

Oleh karena itu, dia meminta masyarakat dan pedagang untuk tidak khawatir terhadap pasokan beras, karena pemerintah telah mengupayakan langkah-langkah optimal demi menjaga ketersediaan dan kestabilan harga beras.

Terkait impor beras, Presiden RI Prabowo Subianto juga membahas kerja sama bidang perdagangan dengan India saat di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil, Senin, 18 November 2024 waktu setempat.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden menekankan pentingnya kerja sama di bidang perdagangan, khususnya terkait impor beras dari India.

“Kami berharap dapat menyelesaikan kesepakatan impor beras dari India,” ungkapnya.

Sebelumnya Menko Pangan, Zulkifli Hasan, sempat mengutarakan rencana pemerintah yang akan menambah kuota impor beras dari India sebanyak satu juta ton untuk menambah kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP).

“Memang kita terutang harusnya kan kita impor 1 juta ton lagi, tapi karena awalnya India melarang, jadi pakai skema business to business,” ujar Zulhas di Jakarta, Selasa, 29 Oktober 2024.

Adapun pemerintah telah menetapkan bakal mengimpor beras sebanyak 3,6 juta ton pada 2024. Sementara realisasi impor pada Januari hingga Agustus 2024 tercatat sebanyak 2.937.772 ton dan pada September hingga Desember rencananya akan mengimpor sebanyak 1.552.686 ton.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menegaskan rencana penambahan impor akan dilakukan seiring dengan melihat jumlah produksi beras nasional dalam hal ini jika produksi beras menurun maka impor beras akan dilakukan untuk menyiapkan dan mengamankan cadangan pangan.

“BPS menyampaikan untuk menyiapkan cadangan pangan lagi ke depan sambil kita memperkuat produksi dalam negeri,” katanya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Exit mobile version