Jakarta, Lingkar.news – Sebanyak satu juta sapi perah akan diimpor oleh Kementerian Pertanian dalam lima tahun pada 2025–2029 untuk memenuhi kebutuhan susu segar di Indonesia, termasuk mendukung program makan bergizi gratis.
Rencana tersebut terkait peta jalan pemenuhan susu segar 2025–2029 seperti tertuang dalam bahan paparan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang disampaikan pada rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Selasa (5/11)
Dalam peta jalan tersebut, impor satu juta ekor sapi perah itu akan bersumber dari Australia, Brasil, Selandia Baru, Amerika Serikat dan Meksiko.
Kementan memperkirakan kebutuhan susu segar nasional pada 2029 mencapai 8,5 juta ton. Angka ini terdiri atas 4,9 juta ton kebutuhan susu reguler dan 3,6 juta ton susu untuk program makan bergizi gratis, yang merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Rencana impor sapi dan produksi susu hingga 2029 terdiri dari: 200 ribu ekor sapi pada 2025 dengan target produksi susu 1,55 juta ton, meningkat menjadi 300 ribu ekor pada 2026 dengan target 2,90 juta ton, lalu 400 ribu ekor pada 2027 dengan target 2,07 juta ton.
Pada 2028, impor berkurang menjadi 100 ribu ekor dengan target produksi menjadi 6,53 juta ton. Puncak produksi susu diharapkan mencapai 8,17 juta ton pada 2029.
Sementara itu, sisanya atau sekitar 0,33 juta ton susu akan tetap impor.
Mentan Amran menyebut satu perusahaan asal Vietnam, yakni TH Group berencana membuka fasilitas peternakan di Indonesia guna mendukung Indonesia dalam meningkatkan produksi daging sapi dan susu domestik.
Kementan mencatat kebutuhan susu segar Indonesia pada 2024 mencapai 4,7 juta ton. Namun, produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 1 juta ton atau sekitar 21 persen dari total kebutuhan. Sebanyak 79 persen susu yang dikonsumsi masyarakat Indonesia masih berasal dari impor. Konsumsi susu per kapita per tahun mencapai 16,43 kilogram. (rara-lingkar.news)