Demo Kades di Senayan Diwarnai Aksi Anarkis, Polisi Semprotkan Water Cannon

Demo Kades di Senayan Diwarnai Aksi Anarkis, Polisi Semprotkan Water Cannon

Polisi saat menyemprotkan water cannon kepada massa pendemo. (Arif Prayoga/Lingkar.news)

JAKARTA, Lingkar.news – Aksi unjuk rasa di depan gedung parlemen DPR RI berlangsung ricuh. Situasi memanas. Pihak kepolisian pun bersiaga menyiapkan pasukan Detasemen 45, PRC, barikade, mobil water canon dan mobil tempur untuk memukul mundur para pendemo.

Pendemo yang terdiri dari para kepala desa (kades) dan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) ada yang mengikat pagar Gedung DPRD dengan tali untuk merobohkannya. Massa bermaksud hendak membobol masuk. Akibatnya mereka disemprot water cannon oleh para polisi yang berjaga dari dalam Senayan.

Untuk diketahui, ratusan ribu kades dari berbagai penjuru nusantara menggelar aksi demo mendesak pengesahan revisi UU Desa No. 6 Tahun 2014. Mereka menyuarakan tuntutan awal yakni meminta Ketua DPR RI Puan Maharani agar menandatangani surat undangan pembahasan. Tujuannya agar tuntutan mereka bisa terakomodir dalam agenda Rapat Paripurna yang akan digelar 6 Februari 2024 mendatang.

Demo Kades di Senayan Diwarnai Aksi Blokade Jalan

Surat undangan yang ditandatangani Ketua DPR RI Puan Maharani tersebut bakal menjadi penentu untuk diketahui disahkan atau tidaknya revisi UU Desa No. 6 Tahun 2014 di Rapat Paripurna.

HENDAK DIBOBOL: Pagar Gedung DPR RI diikat tali dan hendak dibobol massa pendemo. (Arif Prayoga/Lingkar.news)

“Maka besok dibahas, secara otomatis, tanggal 6 itu ada pengesahan Undang-Undang. Oleh karena itu kita menunggu kebijaksanaan ibu Ketua DPR RI, Ibu Puan Maharani!” terang Koordinator Nasional Aksi Demo III, Sunan Bukhori di tengah-tengah aksi massa, pada Rabu, 31 Januari 2024.

Ia menambahkan, tidak harus Puan sendiri yang datang. Tapi bisa lewat sekretariat. Asalkan ada surat resmi yang bisa ditunjukkan kepada para kades yang sudah menggelar aksinya sejak pagi tadi.

Demo Kades Mulai Ricuh, Pagar Senayan Dibakar

“Kalau ada undangan resmi, baik itu elektronik yang ditujukan kepada saudara-saudara kita kepala desa hari ini, kita akan pulang dengan damai. Tapi kalau tidak, kita akan bertanah di sini!” lanjutnya, yang disambung seruan para kades yang membenarkan statement Sunan Bukhori.

Petugas kepolisian memasang barikade. (Arif Prayoga/Lingkar.news)

Ia menjelaskan, para pendemo telah mengirimkan perwakilan delegasinya untuk masuk ke dalam Gedung DPR menemui Puan Maharani. Mereka masuk ke dalam sekitar pukul 09.30 WIB. Namun karena tak kunjung ada kabar hingga pukul 11.00 WIB, maka massa pendemo mulai melakukan sejumlah aksi anarkis.

Tuntut Perpanjangan Masa Jabatan Disahkan, Para Kades Ancam Boikot Pelaksanaan Pemilu 2024

Mulai dari membakar sampah dan spanduk di depan pagar Gedung DPR, hingga mencoba membuka paksa dengan memakai palu gada besar. Bahkan tembok kokoh senayan sampai berlubang kena hantam palu gada tersebut.

Tak selang berapa lama, massa aksi mulai bergerak untuk menutup Jalan Tol S. Parman yang mengarah ke Slipi. Akibatnya, kendaraan yang telanjur masuk tol berhenti dan mengalami kemacetan panjang hingga menuju arah Kuningan. Sekitar satu jam kemacetan berlangsung yang kemudian diantisipasi dengan memutar arus kendaraan untuk menuju arah Semanggi, Kuningan, dan Mampang.

Polisi kemudian membuat barikade untuk menghalau massa pendemo masuk lebih banyak lagi ke dalam Jalan Tol S. Parman. Ketegangan sempat terjadi antara massa pendemo dengan polisi. Bahkan para pendemo mencoba masuk ke jalur Tol Pejompongan yang berada di sebelah Tol S Parman. Namun aksi mereka untuk menutup jalan tol tersebut urung terjadi, karena sudah dihadang petugas kepolisian. (Lingkar Network | Arif Prayoga/Nailin RA – Koran Lingkar)

Exit mobile version