LUMAJANG, Lingkar.news – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lumajang mencatat lebih dari 900 sapi terjangkit penyakit kuku dan mulut (PMK) dengan 70 kasus berujung pada kematian ternak.
Kepala DKPP, Retno Wulan Andari, mengatakan sapi terjangkit PMK di Lumajang mengalami peningkatan signifikan sejak November hingga Desember 2024.
Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang mengintensifkan vaksinasi sapi dan memberikan edukasi kepada para peternak untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran PMK.
“Kami telah mengambil berbagai langkah strategis untuk menekan penyebaran wabah PMK,” kata Retno, Senin, 6 Januari 2025.
Serangan Penyakit Mulut Dan Kuku di Bantul, 11 Sapi Dilaporkan Mati
Selain itu DKPP melakukan inspeksi di pasar hewan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan hewan ternak.
“Kami melakukan inspeksi mendadak di Pasar Hewan Kelurahan Rogotrunan, pemeriksaan kesehatan ternak, penyemprotan desinfektan, dan distribusi obat-obatan,” tuturnya.
Ia mengatakan DKPP memastikan sapi yang masuk ke pasar hewan sudah diperiksa kesehatannya. Selain itu, vaksinasi juga diberikan untuk mencegah penyebaran PMK.
“Kami juga menekankan pentingnya peran peternak dalam memutus rantai penyebaran PMK. Saya mengimbau peternak untuk menjaga kebersihan kandang, membatasi keluar-masuk ternak, dan segera melaporkan gejala PMK, seperti luka di mulut atau kuku kepada petugas,” terangnya.
Waspada! Ada 50 Kasus Aktif Sapi Terjangkit PMK di Karanganyar
Dengan menjaga kebersihan kandang dan memastikan sapi divaksinasi, pihaknya dapat mencegah penyebaran penyakit itu lebih luas di Kabupaten Lumajang.
“DKPP juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Penyuluhan dilakukan di wilayah terdampak seperti di Kecamatan Klakah, Pasrujambe, Kunir, dan Senduro, yang menjadi pusat wabah,” ujarnya.
Retno optimistis dapat mengendalikan PMK dan membantu peternak memulihkan kepercayaan terhadap keberlangsungan peternakan di Lumajang dengan semangat meningkatkan ketahanan pangan, karena kasus PMK menjadi pengingat akan pentingnya ketahanan pangan berbasis peternakan yang sehat.
“Dengan langkah cepat DKPP, dukungan masyarakat, dan komitmen menjaga kebersihan menjadi kunci dalam mengatasi tantangan itu dan menciptakan lingkungan peternakan yang lebih tangguh di masa depan,” ucapnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)