SEMARANG, Lingkar.news – Pakar Hukum dan Pemerintahan sekaligus dosen Universitas Negeri Sebelah Maret, Dr. Andina Elok Puri Maharani, menyatakan bahwa retreat kepala daerah menjadi persiapan untuk membangun dan menjawab persoalan di daerah.
Menurut Andina, dalam konteks kepemimpinan kepala daerah, retreat penting untuk memantapkan jiwa kepemimpinan dan menanamkan rasa cinta tanah air serta semangat untuk membangun daerahnya. Pada perspektif profetik, retreat akan memberikan ruang meditasi bagi seorang pemimpin untuk merenungkan arti kepemimpinan yang sebenarnya.
“Kepemimpinan profetik yakni kepemimpinan yang melibatkan pertalian antara dunia dan akhirat. Sehingga kepempimpinan profetik akan melakukan aktivitas yang tidak bertentangan dengan hukum agama dan hukum nasional,” jelasnya pada Senin, 24 Februari 2025.
Kata Gubernur Jateng Soal Instruksi Megawati ke Kader PDIP Tunda Retreat
Kegiatan retreat di Akademi Militer Magelang pada 21—28 Februari 2025 meliputi latihan fisik, materi, dan wawasan kepemimpinan serta aktivitas rohani. Selama tujuh hari kepala daerah ditempa untuk menjadi pemimpin yang tangguh dan bertanggung jawab.
“Retreat diadakan diawal kepemimpinan untuk persiapan sebelum kepala daerah mulai bekerja. Ibarat motor baru yang perlu dilakukan inrayen. Inrayen melalui retreat ini diperlukan untuk adaptasi dan antisipasi sehingga setelah selesai retreat bisa langsung berlanjut ke implementasi program dengan progresif dan terarah,” tuturnya.
Menurut Andina hampir seluruh daerah di Indonesia memiliki tantangan abadi berupa kemiskinan, pengangguran dan infrastruktur. Selain itu tantangan lain seperti pemerintahan yang bersih dari praktik KKN (korupsi, kolusi, nepotisme), iklim dan bencana alam serta membangun kepercayaan publik, menjad pekerjaan yang harus diselesaikan.
“Ditambah lagi dengan tekanan fiskal saat ini, serta gelombang demonstrasi yang marak, menambah deretan tantangan yang harus diselesaikan oleh kepala daerah,” imbuhnya.
Komisi II DPR RI Desak Mendagri Beri Sanksi Kepala Daerah Tak Ikut Retreat
Usai mengikuti retreat, kepala daerah harus membawa oleh-oleh, dengan segera menepati janji-janji politiknya karena dalam retreat ini merupakan ajang tepat untuk berbagi pengalaman dan strategi antar kepala daerah.
“Semestinya pertemuan ini juga dapat dimanfaatkan dengan baik untuk membangun jaringan antar daerah untuk mewujudkan prinsip collaborative governance. Sepulang dari retreat diharapkan membawa oleh-oleh kerjasama untuk daerahnya masing-masing,” tuturnya.
Kerja sama antardaerah menjadi penting dilakukan karena memiliki komitmen yang sama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan publik. Kerjasama ini juga dapat mengatasi kesenjangan antar wilayah. Masing-masing daerah memiliki potensi dan keunikan. Hal ini dapat menjadi bidikan daerah lain untuk kerjasama yang saling menguntungkan.
“Sehingga retreat yang hanya sebentar diharapkan mampu menanamkan nilai kebersamaan, persatuan dan memberikan pondasi bagi para pemimpin daerah agar menjadi pemimpin yang amanah dan bermanfaat untuk masyarakat,” pungkasnya. (Lingkar Network | Syahril Muadz – Lingkar.news)