DEMAK, Lingkar.news – Terkenal dengan banyak destinasi wisata religi, berwisata di Kabupaten Demak tak lengkap tanpa mencoba kuliner lokalnya. Ada minuman tradisional wedang jamu coro yang sangat khas.
Wedang jamu coro ini sangat unik karena memiliki isian seperti bubur yang disiram kuah dari racikan santan, gula merah, jahe dan 15 rempah. Rasa wedang jamu coro juga khas sedikit pedas dan manis gurih.
Konon wedang jamu coro sudah ada sejak zaman kesultanan Bintoro yang disajikan pada saat acara pertemuan atau acara keraton. Minuman tradisional ini masih dilestarikan masyarakat Kabupaten Demak hingga era sekarang ini.
Salah satu warga yang masih melestarikan kuliner warisan ini adalah Muhammad Latif. Seorang penjual jamu coro di kawasan tempat kuliner Jalan Bhayangkara Demak.
“Saya gantiin ibu jualan jamu coro, kalau saya sendiri sejak tahun 2021 sudah jualan di sini (di perempatan Jembatan Jalan Bhayangkara Demak),” kata Latif sambil melayani pembeli.
Latif mengatakan yang menjadi ciri khas dari rasa jamu coro itu yakni rasa jahe yang padukan dengan berbagai rempah sehingga memunculkan rasa pedas, manis serta membuat tubuh hangat sehingga cocok dinikmati saat hawa dingin.
“Ciri khas lebih dominan ke jahe dan banyak rempah-rempahnya yang ada dalam minumannya,” ujarnya.
Selain untuk meneruskan usaha dari orang tuanya, Latif mengaku ingin melestarikan salah satu kuliner khas dari Kota Wali itu di tengah gempuran berbagai macam kuliner kekinian.
Resep jamu coro itu sudah turun termurun mulai dari nenek hingga ibunya. Resep tersebut kemudian ia jaga sampai sekarang untuk tetap mempertahankan keberadaan jamu coro di Kabupaten Demak.
Dalam sehari, Latif bisa menjual 300 hingga 400 porsi jamu coro dengan harga per sajian hanya Rp3.000. Peminat jamu coro ini tidak hanya orang tua tetapi juga anak-anak.
“Jamu coro ini berkhasiat untuk menjaga imunitas tubuh, juga bisa mengeyangkan karena ini kan ada buburnya bisa buat pengganti nasi. Kalau saya di sini bukanya mulai pukul 03.00 WIB sampai habis maghrib,” ujarnya.
Salah satu pembeli jamu coro, Sukarsih, mengaku ketagihan dengan rasa jamu coro tersebut sehingga sering menikmati khuliner khas Kota Wali ini.
“Sudah sering beli (jamu coro). Karena ini kan berkhasiat untuk tubuh, bisa mengenyangkan juga. Kalau rasanya ini manis, jahenya terasa, iya di badan ini terasa hangat,” ujarnya.
Sebelumnya pada acara grebeg besar tahun 2023, Pemerintah Kabupaten Demak mencatatkan rekor muri penyajian 1.444 sego pedhetan dan jamu coro. Bahkan jamu coro sudah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dari Kementerian Hukum dan HAM pada Juli 2024. (Lingkar Network | M. Burhanuddin Aslam – Lingkar.news)