DEMAK, Lingkar.news – Museum Glagah Wangi yang berada di lingkup kantor Dinas Pariwisata Demak menjadi persemayaman benda-benda bersejarah dan sisa-sia peradaban masa lampau yang berada di keramaian kota.
Berada di Jalan Sultan Fatah Nomor 53, Museum Glagah Wangi memiliki keunikan tersendiri karena bangunannya dibuat dari kayu jati asli mulai dari alas, dinding, hingga atap.
Museum Glagah Wangi ini diperuntukkan untuk menyimpan hasil koleksi cagar budaya yang berasal dari masyarakat.
Keberadaan Museum Glagah Wangi juga kerap menjadi destinasi wisata edukasi untuk peserta didik sebagai praktik pembelajaran di luar kelas.
Demak Catatkan Rekor Muri Iring-Iringan Tumpeng Songo dan 90 Gunungan Hasil Bumi
Pelaksana Perawatan Museum Glagah Wangi Demak, Sudadi, mengatakan museum tersebut sudah digagas sejak tahun 1998 untuk dijadikan sebagai destinasi wisata sejarah atau sebagai tempat peninggalan barang-barang zaman dulu yang berkaitan dengan Kerajaan Demak.
“Museum ini sudah digagas dan diwacanakan sejak tahun 1998 sebagai destinasi wisata sejarah. Selanjutnya menjadi lokasi penempatan barang peninggalan zaman dahulu baik tentang Kerajaan Demak maupun yang lainnya,” kata Sudadi, baru baru ini.
Lalu pada 2008, Museum Glagah Wangi resmi dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Demak yang saat itu diresmikan oleh Bupati Demak yang saat itu menjabat yakni Tafta Zani.
“Koleksi yang ada seperti beberapa barang peninggalan gambar adipati atau Bupati Demak dari masa ke masa, berupa gentong woro wiri, rebab kyai gading, fosil, patung siwa dan filter udara yang terbuat dari dua batu,” bebernya.
Namun ia menyebut Museum Glagah Wangi tidak seramai Museum Masjid Agung Demak. Menurutnya, banyak wisatawan yang belum mengetahui tentang keberadaan Museum Glagah Wangi itu.
“Sekarang Museum Glagah Wangi menjadi kunjungan wisata bagi peajaran saat outing class atau tempat penelitian bagi siswa dalam menyelesaikan tugas akhir,” ujarnya. (Lingkar Network | M. Burhanuddin Aslam – Lingkar.news)