Edy Wuryanto Upayakan Pembangunan UPT BPOM di Grobogan

Edy Wuryanto Upayakan Pembangunan UPT BPOM di Grobogan

Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, dalam kegiatan sosialisasi di Gedung PPNI, Purwodadi, Grobogan, pada Sabtu, 19 April 2025. (Tangkapan layar YouTube SABDHA LANGIT/Lingkar.news)

GROBOGAN, Lingkar.news – Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, melakukan serap aspirasi dalam kegiatan sosialisasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Grobogan.

Kegiatan tersebut digelar di Gedung PPNI yang berada di Jalan A.Yani Kota Purwodadi, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, pada Sabtu, 19 April 2025.

Dalam sambutannya, Edy mengungkapkan bahwa Grobogan direncanakan akan memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPOM. Rencana tersebut merupakan bagian dari aspirasinya di tahun 2025 sebagai anggota DPR RI.

Ia menegaskan bahwa keberadaan UPT BPOM di Grobogan bertujuan untuk meningkatkan pengawasan terhadap obat dan makanan, serta membantu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar bisa berkembang.

“Nantinya agar UMKM dapat naik kelas, dengan verifikasi makanan yang telah dilakukan oleh BPOM,” ujarnya.

Menurutnya, keberadaan UPT BPOM di Grobogan akan mempermudah masyarakat dalam melakukan verifikasi produk makanan tanpa harus ke luar daerah.

“Jika nanti sudah dibangun, jadi bapak-ibu sekalian tidak perlu jauh-jauh untuk ke Semarang tapi cukup di Grobogan,” tuturnya.

Edy juga berbagi pengalaman terkait UMKM makanan beku (frozen food) yang didampinginya yang mengalami lonjakan pesanan setelah mendapatkan label dari BPOM.

“Begitu diberi label BPOM, supermarket pesen, kan pasarnya naik, ini yang namanya UMKM naik kelas, hanya gara-gara stempel BPOM,” bebernya.

Ia menambahkan bahwa untuk memperoleh izin dari BPOM, pelaku usaha harus memenuhi berbagai standar yang berkaitan dengan kesehatan obat dan makanan.

“Jika punya izin BPOM, bukan hanya menembus pasar-pasar kelas menengah ke atas tapi juga mempunyai peluang untuk diekspor,” ujarnya.

Selain itu, Edy menilai pentingnya edukasi dari BPOM ke berbagai daerah agar pelaku UMKM semakin siap bersaing dan menembus pasar ekspor. Ia mencontohkan produk lokal yang diminati oleh pasar internasional.

“Ternyata para TKI di Arab itu suka dengan sambel dari Indonesia, nak pesen sampai sak tronton (kalau pesan sampai satu tronton),” katanya.

Edy berharap, dengan hadirnya UPT BPOM di Grobogan nantinya akan semakin banyak produk lokal yang mampu menembus pasar internasional.

Rencana pembangunan UPT tersebut nantinya akan didiskusikan bersama Bupati dan Sekda Grobogan. (Lingkar Network | Ahmad Abror – Lingkar.news)

Exit mobile version