Curah Hujan Meningkat, Warga Purbalingga Diminta Waspada Bencana Hidrometeorologi

ILUSTRASI: Petugas gabungan menyingkirkan pohon tumbang akibat hujan lebat disertai angin kencang di Jalan S Parman, Purbalingga, Rabu, 3 Januari 2024. (Antara/Lingkar.news)

ILUSTRASI: Petugas gabungan menyingkirkan pohon tumbang akibat hujan lebat disertai angin kencang di Jalan S Parman, Purbalingga, Rabu, 3 Januari 2024. (Antara/Lingkar.news)

PURBALINGGA, Lingkar.newsBadan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, meminta warga setempat untuk mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi seiring dengan peningkatan curah hujan di wilayah itu.

“Berdasarkan informasi yang kami terima dari BMKG, alhamdulillah curah hujan di Purbalingga masuk kategori sedang dan hingga saat ini belum sampai mengakibatkan kejadian menonjol,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purbalingga Priyo Satmoko di Purbalingga, Kamis, 11 Januari 2024.

Kendati demikian, dia mengakui hujan disertai angin kencang sempat menerjang beberapa wilayah Purbalingga pada awal Januari 2024.

Akan tetapi, kata dia, cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir belum sampai mengakibatkan terjadinya bencana banjir dan longsor di Purbalingga.

“Semoga kondisi tetap aman dan terkendali tanpa adanya kejadian bencana yang menonjol,” katanya.

Disinggung mengenai pemberitaan yang menyebutkan adanya seorang warga Desa Pengalusan yang meninggal dunia akibat tertimpa longsoran, dia mengatakan peristiwa itu bukan bencana tanah longsor melainkan kecelakaan yang menimpa warga bernama Suharso saat memperbaiki saluran air bersama tiga rekannya.

Dalam hal ini, Suharso yang tengah memperbaiki saluran air di tebing diketahui terseret material longsoran hingga terjatuh ke dalam jurang dan akhirnya meninggal dunia.

“Jadi, bukan bencana, tapi kecelakaan,” kata Priyo menegaskan.

Lebih lanjut, dia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi meskipun hingga saat ini belum ada kejadian bencana banjir dan longsor di Purbalingga.

Menurut dia, masyarakat dapat melakukan mitigasi bencana secara mandiri dengan cara mempelajari kondisi geografis wilayah di sekitar tempat tinggal serta merancang rencana darurat bencana alam.

Dalam hal merancang rencana darurat bencana alam, ada beberapa hal yang dapat dilakukan masyarakat, di antaranya mengamankan aset dan barang-barang berharga, membuat daftar pihak terkait yang menangani bencana, serta memiliki perlengkapan siaga bencana. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Exit mobile version