Bogor, Lingkar.news – Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, menata pertokoan di sekitar Jembatan Otista sebagai ikon dan gerbang daerah tersebut yang menyimpan potensi ekonomi.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto di Kota Bogor, Kamis menemui para pemilik toko, untuk menyampaikan konsep dan meminta masukan dari semua. Pertemuan ini merupakan pertemuan kedua setelah pertemuan di Balai Kota Bogor beberapa waktu lalu.
“Total ada 34 toko. Alhamdulillah semuanya mendukung, menyetujui, dengan beberapa catatan-catatan yang sifatnya teknis,” kata Bima.
Ia menjelaskan, penataan yang akan dilakukan ialah mengecat deretan toko-toko di sepanjang Jalan Otista dengan warna cerah seperti putih, hijau muda, dan cokelat muda. Dalam hal ini, Pemkot Bogor mendapatkan corporate social responsibilty (CSR) dari Propan.
Selain pengecatan, sambung Bima, di toko-toko tersebut akan dipasang awning atau kanopi. Lalu dibuatkan logo yang yang seragam, agar tidak lagi menggunakan banner yang berantakan.
“Semua toko sudah kita buatkan konsepnya, dan tidak ada biaya yang dikeluarkan oleh para pemilik toko. Semuanya ditanggung CSR dari Propan dan Bank BJB,” jelasnya.
Bima mengatakan, penataan ini dilakukan lantaran kawasan di sekitar Jembatan Otista merupakan gerbang Kota Bogor yang menyimpan potensi ekonomi. Serta menjadi penanda salah satu ikon Kota Bogor.
“Artinya kalau kawasan ini tertata dengan baik, ya maka ini akan menjadi kawasan ekonomi yang semakin seksi di mata wisatawan,” ucapnya.
Tak hanya pada pertokoan, Bima menyampaikan, Pemkot Bogor juga akan membenahi kabel-kabel, sampah, hingga memperbaiki jalur pedestrian yang ada.
Menurut Bima, penataan kawasan heritage ini juga dilakukan di banyak kota seluruh dunia. Pekerjaan ini pun akan dilakukan sesegera mungkin.
“Saya kira minggu depan mulai ada pengerjaan. Nanti masing-masing langsung mengunjungi pemilik tokonya untuk bicara teknis. Mana yang dimulai duluan, konsepnya seperti apa,” ujarnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor Rena Da Frina mengatakan, pihaknya menerjunkan personel untuk melakukan pengecatan 34 toko ini.
“Kami kebagian mengecat. Cat dasar maupun cat untuk eksterior,” ujarnya.
Selain mengecat, Rena menyebut, Dinas PUPR juga diminta untuk membuat tangga dekat Kebun Raya Bogor untuk menyeberang. Serta membuat turap atau tembok penahan tanah (TPT) di dekat jembatan.
Rena mengatakan, nantinya di sekitar kawasan tersebut juga akan dibuat tempat duduk berundak seperti tribun. Sehingga masyarakat bisa duduk santai.
Terkait kabel, Rena berkomunikasi dengan Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel). Sebab beberapa tiang listrik di sekitar pertokoan masih berantakan.
“Saya minta ini prioritas mereka untuk masukan ke dalam. Kalau waktunya 2 sampai 3 bulan mereka nggak sanggup. Tapi tetap saya minta dirapikan atau sampah (kabelnya) diputus,” kata Rena. (rara-lingkar.news)