PATI, Lingkar.news – Bupati Pati Sudewo mengikuti kegiatan Panen Raya Padi di Desa Tendas, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada Senin (7/4). Panen raya ini merupakan rangkaian kegiatan panen raya serentak yang digelar oleh Kementerian Pertanian di 14 provinsi se-Indonesia.
Turut hadir dalam panen raya tersebut, jajaran Forkopimda, Sekretaris Daerah, para Pimpinan Instansi Vertikal (Bulog, BPS, Balai Wilayah Sungai, Gudang PT. Pupuk Indonesia), Kepala Perangkat Daerah terkait, Camat Tayu, dan Kepala Desa Tendas beserta para petani dan kelompok tani.
Dalam kesempatan itu, Bupati Pati Sudewo berkomitmen untuk meningkatkan target produksi panen padi di Kabupaten Pati. Dari semula 5,6 ton per hektare menjadi minimal 8 ton per hektare.
“Tantangan ke depan adalah meningkatkan produksi padi dari 5,6 ton menjadi minimal 8 ton per hektare dan ini membutuhkan bibit yang lebih baik,” ucapnya.
Pihaknya pun akan memperluas area irigasi dengan cara revitalisasi irigasi dan mencegah terjadinya banjir melalui normalisasi sungai.
Pada kesempatan itu, Sudewo mengapresiasi para petani padi di Kabupaten Pati, khususnya Desa Tendas bersama para penyuluh pertanian serta elemen terkait yang telah berkolaborasi penuh semangat gotong royong dalam memajukan sektor pertanian bersama daerah lain dalam mendukung program swasembada pangan nasional.
“Kegiatan ini bukan hanya sekadar merayakan hasil kerja keras petani-petani di Desa Tendas dan sekitarnya, tetapi juga bagian dari gerakan nasional,” ujar Sudewo.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), posisi Kabupaten Pati menjadi salah satu daerah lumbung pangan baik di Jawa Tengah (peringkat 5 pada tahun 2024) dan juga di level nasional. Yang mana, luas panen padi di Pati mencapai 10,05 juta Ha dengan produksi padi 53,14 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).
“Kegiatan ini menjadi simbol harapan, ketahanan, sekaligus kedaulatan pangan bangsa. Kabupaten Pati sebagai salah satu daerah lumbung pangan baik di Jawa Tengah dan juga di level nasional yang harus terus dipacu serta dikuatkan ke depan,” ucap Sudewo.
Dengan surplus beras mencapai 200 ribu ton per tahun, sambung Sudewo, Kabupaten Pati berperan penting sebagai salah satu lumbung pangan di Jawa Tengah.
“Kami menargetkan lebih banyak lagi beras yang bisa disumbangkan untuk stok pangan nasional,” imbuh Bupati.
Ke depannya, Sudewo berkomitmen penuh untuk optimalisasi penyerapan gabah petani Pati oleh Bulog dan memastikan stabilisasi harga gabah kering panen dari petani minimal sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Gabah Kering Panen (GKP) Rp 6.500,00/kg demi kesejahteraan para petani dan keberlanjutan pertanian.
Kemudian, pihaknya juga berjanji akan mempermudah akses pupuk, benih, pengairan dan kemudahan permodalan bagi petani; memperkuat sarana, prasarana dan penerapan teknologi pertanian; mendorong regenerasi petani muda dan membuka akses pasar hasil pertanian yang lebih luas dan berkelanjutan.
“Harapan agar momentum ini menjadi pemicu semangat baru bagi seluruh petani di Kabupaten Pati serta elemen terkait lainnya di bidang pertanian, untuk terus maju bersama agar kehidupan petani lebih sejahtera, lahan pertanian produktif, dan terwujud kedaulatan pangan,” tuturnya.
Sementara itu, Pemimpin Bulog Cabang Pati, Nur Hardiansyah, mengungkapkan bahwa serapan gabah di gudang Bulog Pati untuk wilayah 5 kabupaten sudah mencapai sekitar 30 ribu ton yang setara dengan 15 ribu ton beras.
“Alhamdulillah, dengan dukungan dari Kodim, Dinas Pertanian, dan Bupati, kami bisa mengoptimalkan serapan di Kabupaten Pati. Saat ini Pati berada di peringkat 5 se-Jawa Tengah,” jelasnya. (Setyo Nugroho / Lingkar.news)