TAIWAN, LINGKAR – BENCANA gempa di Taiwan dicatat sebagai salah satu bencana gempa terdahsyat yang melanda negara itu dalam 25 terakhir. Namun, berdasarkan kesaksian Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Taiwan, Yesi Indah (44), saat gempa tidak terlihat kepanikan yang berlebihan pada warga lokal.
“Alhamdulillah, sekalipun tadi kedua majikan saya sempat terkejut karena gempa yang dirasa jauh lebih kencang dari biasanya, tapi keduanya tidak panik. Justru saya yang panik, bingung harus bagaimana dan hanya bisa ketakutan sambil banyak-banyak baca istigfar,” tuturnya yang saat kejadian mengaku tak bisa berhenti menangis.
Yesi yang bekerja sebagai pekerja migran untuk merawat sepasang lansia di sana mengatakan, saat gempa ia baru usai menunaikan sholat Dhuha.
“Aku baru selesai sholat Dhuha, ketika mau berdiri tiba-tiba rasanya semua goyang. Dan goyangannya itu kenceng banget, sampai foto-foto berjatuhan,” ungkapnya saat dihubungi koran Lingkar.
Ia menghitung, setidaknya gempa terjadi hingga delapan kali. Menurut penduduk asli Taiwan tempat ia bekerja, gempa di sana sudah biasa.
“Di sini itu hebatnya bangunannya kuat-kuat. Tahan gempa. Sekalipun gempanya tadi juga kenceng banget, tapi Alhamdulillah tempat kami tidak kenapa-kenapa. Hanya barang-barang berjatuhan. Itu aja udah bikin aku gemeteran. Sedangkan penduduk asli tampak tenang sekali,” tutur Yesi.
Yesi menuturkan, budaya di Taiwan tidak memperbolehkan orang berteriak-teriak saat panik.
“Waktu terjadi gempa susulan di swalayan, itu aku spontan teriak karena terkejut. Malah diomelin penduduk sini. Katanya, panik boleh, tapi jangan teriak-teriak. Padahal saat itu botol-botol minuman dan saus-sausan sudah berjatuhan,” terangnya.
Ia bersyukur, sekalipun magnitudo gempa itu besar dan cukup banyak bangunan yang roboh, akan tetapi ia dan rekan-rekannya sesama pekerja migran masih diberi keselamatan.
“Tak terbayang jika terjadi sesuatu saat kami di sini. Alhamdulillah semua baik-baik saja, meskipun memang ada beberapa bangunan yang rusak, tapi hunian kami masih aman karena berada di tengah kota,” tutupnya. (NAILIN – LINGKAR)