MAKKAH, Lingkar.news – Kasus jamaah tersesat selalu terulang. Tak sekali dua kali, jamaah tersesat. Hal ini bisa dimaklumi karena memang banyak jamaah haji yang tua serta kurang berpendidikan. Bahkan ada sebagian dari mereka yang tidak bisa baca tulis sama sekali. Jangankan membaca tulisan Arab membaca tulisan latin pun mereka tidak bisa. Hal inilah yang membuat mereka, para jamaah haji Indonesia, rawan sekali untuk tersesat, tidak menemukan jalan untuk pulang ke hotel. Sebenarnya pemerintah Indonesia telah memberikan sebuah jalan keluar untuk mengatasi jamaah yang tersesat tersebut. Mereka cukup mencari Bus Shalawat.
Setiap jamaah yang baru datang di Makkah oleh pihak hotel akan diberi kartu hotel serta dibagikan kartu Bus Shalawat. Dari situ jamaah tinggal mencari kode bus yang sesuai dengan kartu bus yang telah diterima.
Setiap menaiki bus yang sesuai dengan kartu bus akan secara otomatis berhenti di depan hotelnya. Itulah mengapa tidak hanya jamaah haji Indonesia, tetapi jamaah haji dari berbagai negara juga menyediakan Bus Shalawat.
Tentu saja armada Bus Shalawat yang disediakan untuk jamaah haji Indonesia yang terbanyak mengingat jumlah jemaah haji Indonesia adalah yang terbesar dibanding dengan negara lain.
Di sekitar Masjid Al Haram ada 3 terminal bus yang disediakan untuk Bus Shalawat. Yang pertama dan yang terbesar adalah Terminal Syib Amir. Minal ini dilalui 3 Bus Shalawat dari Indonesia yaitu bis nomor 2, 3 dan 4.
Untuk bisa nomor 2 disediakan untuk jamaah haji dari terminal Sub Amir menuju ke wilayah sektor 2 atau daerah Syisah. Untuk bus nomor 3 adalah terminal Syib Amir menuju sektor 3 atau daerah Roudhoh dan bus nomor 4 untuk sektor 4 atau Jarwal.
Sedangkan terminal Bab Ali adalah terminal untuk jemaah haji dari Mahbas Jin yang dilalui bus Shalawat nomor 1. Yang terakhir adalah terminal Jiyad yang diperuntukkan untuk jemaah haji yang tinggal di sektor 5 atau wilayah Misfalah dengan Bus Shalawat yang bernomor 5.
Bus Shalawat tersebut berjalan 24 jam saling bergantian. Sehingga jamaah haji tidak perlu khawatir tidak dapat bus yang akan mengantar ke Masjidil Haram dari depan hotelnya masing-masing. Meski demikian banyak dari jemaah haji yang masih saja bingung untuk menemukan jalan pulang.
Kebanyakan dari mereka mengalami disorientasi ketika berada di Masjidil Haram, sehingga bingung menemukan pintu keluarnya. Kadang mereka masuk dari pintu Babussalam dari daerah Syib Amir, tetapi keluar dari pintu King Fahd yang menuju terminal Jiyad, sehingga kebingungan mencari busnya.
Bagi para petugas Linjam dan Sektor Khusus Al Haram, kemudian akan mengarahkan jemaah haji menuju terminal sesuai dengan kartu bus yang mereka bawa. Yang membingungkan jika jemaah lupa tidak bawa kartu bus, maka petugas akan memeriksa dulu gelang identitasnya yang mana telah tertera nama nomor paspor serta kloter dan embarkasinya. (Lingkar Network | Ahmad Fahimi – Lingkar.news