Melihat Tradisi Berbagi Kanji Rumbi saat Ramadhan

Melihat Tradisi Berbagi Kanji Rumbi saat Ramadhan

MEMASAK KANJI RUMBI: Warga Gampong Beurawe memasak bubur kanji dalam belanga besar yang akan dibagikan kepada masyarakat sebagai menu berbuka puasa, di Banda Aceh. (Antara/Lingkar.news)

Lingkar.news Setiap bulan suci Ramadhan, masjid Al-Furqan Gampong Beurawe Kecamatan Kuta Alam Banda Aceh memiliki tradisi unik membagikan kanji rumbi.

Kanji Rumbi yakni bubur khas Aceh yang kaya rempah. Kanji rumbi dibagikan sebagai menu berbuka puasa pada bulan Ramadhan

“Setiap masuk bulan puasa sudah ciri khas di sini memasak kanji rumbi karena memang sudah tradisi turun-menurun,” kata Pengurus Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Al-Furqan, Muhammad Al Kausar, di Banda Aceh.

Sejak 28 tahun lalu, setiap hari dalam bulan suci Ramadhan, pengurus Masjid Al-Furqan memasak dua belanga besar bubur kanji yang isinya cukup untuk dibagikan kepada 200 orang.

Al Kausar menjelaskan, pembagian kanji rumbi di masjid itu pertama sekali dicetuskan oleh ulama asal negara India, Ustadz Said Yusuf Assegaf pada tahun 1996.

Ia memperkenalkan kanji rumbi hingga menjadi sebuah warisan yang turun-temurun dijalankan di Gampong Beurawe.

Dirinya menyampaikan, tradisi tersebut disambut gembira oleh masyarakat Gampong sehingga banyak yang mendermakan uangnya untuk membeli bahan yang dibutuhkan, guna membuat kuliner yang diketahui sudah ada sejak abad ke-16 masa kejayaan Kesultanan Aceh itu.

Kausar menyebutkan, satu belanga besar membuat bubur kanji itu membutuhkan biaya sebesar Rp800.000, sehingga setiap harinya membutuhkan biaya Rp1.600.000 untuk dua belanga.

“Alhamdulillah, sudah mulai ramai sekitar 30 orang yang mau menyumbangkan uang membeli rempah yang dibutuhkan. Rata-rata menyumbang mulai dari Rp400.000 sampai Rp800.000,” ujarnya.

Tidak hanya itu, kata dia, masyarakat Gampong Beurawe juga berupaya terus merawat tradisi ini agar tidak tergerus zaman. Pihak gampong melakukan pewarisan budaya ini kepada generasi muda.

“Makanya kita terus berusaha cari donatur agar bisa terus kita adakan tradisi ini. Kemudian, kita ajak juga pemuda-pemuda gampong ikut mengamati sehingga nantinya pun bisa menjagai juru dapur yang meracik bumbu,” paparnya.

Tradisi pembagian bubur kanji rumbi ini tidak hanya dirasakan warga Gampong Beurawe, tetapi juga banyak dirasakan oleh masyarakat seputar Kota Banda Aceh hingga Aceh Besar.

Dalam kesempatan ini, salah seorang warga asal Pidie Jaya yang telah tinggal di Gampong Beurawe sejak 2010, Nurbaiti, mengaku tidak pernah absen selama untuk mengantre bubur kanji di Masjid Al-Furqan.

“Sejak tinggal di sini, setiap Ramadhan selalu mengambil kanji di sini karena rasanya enak. Beda dengan kanji yang ada dibagikan di tempat lain,” kata Nurbaiti.

Selain rasa, ibu dua orang anak itu juga menyampaikan telah merasakan manfaat menyantap bubur kaya rempah tersebut bagi kesehatan sehingga tidak pernah melewatkan saat berbuka.

“Kalau saya berbuka dengan makanan lain rasanya tubuh masih lemas mungkin karena pakai penyedap, tetapi kalau berbuka dengan kanji rumbi segar badan sampai mengeluarkan keringat karena kandungan rempahnya,” ucapnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Exit mobile version