Tingkatkan Produksi Pangan, Pemkab Lebak Ajukan Bantuan Pompa

Petani tengah mencoba pemasangan pompa satelit yang didanai oleh Dana Desa setempat untuk membantu gerakan percepatan tanam di Desa Tambakbaya Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak. (Antara/Lingkar.news)

Petani tengah mencoba pemasangan pompa satelit yang didanai oleh Dana Desa setempat untuk membantu gerakan percepatan tanam di Desa Tambakbaya Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak. (Antara/Lingkar.news)

RANGKASBITUNG, Lingkar.news Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengajukan permintaan bantuan pompa air ke Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meningkatkan indeks pertanaman. Upaya tersebut untuk mendukung realisasi swasembada pangan.

Kepala Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan bantuan permohonan pompa ke Kementan itu sudah disampaikan dan menunggu keputusan Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

“Kita berharap bantuan permohonan pompa bisa direalisasikan oleh Kementan,” kata Deni, Kamis, 18 April 2024.

Menurut Deni, petani Kabupaten Lebak sangat memerlukan pompa untuk penyediaan pasokan air akibat terbatasnya areal persawahan yang teraliri sarana irigasi.

Dari lahan persawahan seluas 51.297 hektare itu dinyatakan 27.000 hektare kategori sawah “geluduk” atau sawah tadah hujan. Artinya, para petani baru bisa melakukan gerakan percepatan tanam jika tibanya musim hujan.

Dengan demikian, permohonan bantuan pompa itu dipastikan dapat meningkatkan indeks pertanaman dari satu kali tanam menjadi tiga tanam.

Bantuan pompa itu nantinya petani bisa menyedot sumber air permukaan, seperti aliran sungai maupun mata air atau pemasangan satelit. Kapasitas pompa yang dibagikan tergantung areal luas persawahan yang ada di wilayah setempat.

“Kami menargetkan dengan adanya bantuan pompa itu bisa indeks pertanaman dilakukan tiga kali musim tanam dalam setahun dari luas sawah 51.297 hektare menjadi 153.891 hektare,” terangnya.

Sementara itu Ketua Kelompok Tani Suka Bungah Desa Tambak Baya Kabupaten Lebak, Ruhiana, menyampaikan bahwa para petani di daerahnya sangat memerlukan bantuan pompa untuk mengaliri persawahan seluas 150 hektare.

Selama ini, areal persawahan itu masuk kategori sawah tadah hujan karena tidak memiliki infrastruktur jaringan irigasi.

Petani melakukan gerakan tanam jika musim penghujan saja dan jika musim kemarau areal persawahan dibiarkan tanpa ditanami padi.

“Kami sangat mendambakan bantuan pompa itu untuk memenuhi ketersediaan air sehingga dapat mewujudkan swasembada pangan dan peningkatan ekonomi petani setempat,” jelasnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Exit mobile version