Ketupat Ci Eng, Sajikan Perpaduan Empat Kuah Berbeda

Ketupat Ci Eng, Sajikan Perpaduan Empat Kuah Berbeda

TERSAJI: Ketupat Komplit, salah satu menu dalam Ketupat Ci Eng. (Istimewa/Lingkar.news)

Lingkar.news – Ketupat Ci Eng memiliki ciri khas dibandingkan ketupat lain, dimana kuah yang disajikan adalah campuran dari empat jenis kuah berbeda.

“Keunikannya punya empat kuah, ketupat lain cuma ada satu kuah. Kalau di sini ada ketupat sayur lodeh, ayam kari, rendang santan, semur. Nanti diracik pas mau disajikan jadi rasanya ada manis gurih asin nyampur,” kata Noviana Cornelius, anak dari Kim Eng yang juga ikut mengelola Ketupat Ci Eng.

Menu ketupat komplit yaitu ketupat yang dilengkapi dengan kuah, telur, tahu, kentang, dan daging ayam atau semur menjadi menu yang banyak dicari oleh konsumen.

Menu ketupat komplit yang terdiri dari ketupat sayur, daging ayam kari atau daging semur, telur, tahu, dan kentang dijual dengan harga Rp 58 ribu. Sementara ketupat tanpa tambahan daging dijual dengan harga Rp 38 ribu.

Ketupat Ci Eng yang telah berdiri sejak tahun 1976 awalnya adalah salah satu pedagang makanan kaki lima yang berjualan di kawasan Pancoran Glodok, Jakarta Barat.

Nama Ci Eng sendiri diambil dari nama pendiri usaha ketupat tersebut yang memiliki nama asli Kim Eng yang sampai saat ini masih ikut mengelola usaha ketupat yang dia rintis.

“Nama Ci Eng diambil dari nama ibu saya, nama aslinya Kim Eng tapi orang sekitar lebih sering memanggil namanya Ci Eng jadi nama Ci Eng diambil dari nama pemberian tersebut,” kata Noviana.

Setelah kurang lebih 20 tahun berjualan di Pancoran Glodok, Ketupat Ci Eng pindah ke kawasan Kelapa Gading karena gedung dekat tempat Ketupat Ci Eng membuka lapaknya terbakar lokasi Ketupat Ci Eng harus pindah ke Kelapa Gading dan akhirnya terus berjualan di sana hingga sekarang.

Noviana menceritakan ibunya awalnya tidak bisa memasak dan ketika memutuskan untuk membuka usaha ketupat, dia belajar dari awal dan membuat resepnya sendiri. Resep asli yang ditambahkan dari masukan beberapa pelanggan menciptakan cita rasa khas yang dipertahankan sampai sekarang. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Exit mobile version