Jangan Abaikan, Ini Cara Atasi Stres dan Gangguan Mental Menurut Psikolog

Jangan Abaikan, Ini Cara Atasi Stres dan Gangguan Mental Menurut Psikolog

Ilustrasi kesehatan mental. (Istimewa/Lingkar.news)

Lingkar.news – Psikolog klinis Anggiastri Hanantyasari Utami dari Universitas Gadjah Mada mengimbau masyarakat untuk mencari bantuan profesional bila tak mampu mengatasi stres secara mandiri.

“Cari bantuan profesional jika kita merasa tidak mampu mengatasi stres yang terjadi secara mandiri,” kata anggota Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia pada Senin, 10 Oktober 2022.

Anggiastri mengatakan, penting bagi seseorang untuk memiliki kesadaran akan kesehatan mental. Sebab, orang yang memiliki kesadaran yang baik akan kesehatan mental mampu memahami apa yang terjadi pada dirinya dan mencari bantuan, baik terhadap lingkungan maupun profesional, sedini mungkin.

Ia menjelaskan kemampuan dasar mengelola stres penting untuk dimiliki, misalnya dengan melakukan relaksasi sederhana.

Ia juga menyarankan untuk mencoba melakukan aktivitas dan menemukan hobi baru sebagai upaya mengelola stres.

Untuk menjaga kesehatan mental, dirinya menegaskan pentingnya menerapkan pola hidup sehat dan terpenuhinya kebutuhan dasar, yakni tercukupinya asupan gizi, istirahat cukup, dan melakukan olah raga secara rutin.

Ia juga mengatakan untuk menjauhi pola hidup tidak sehat seperti kurang tidur, malas bergerak, dan terlalu sering mengonsumsi makanan-makanan tak sehat secara berlebihan, seperti alkohol dan makanan yang berpotensi menyebabkan penyakit.

“Setelah hal-hal dasar ini terpenuhi, kita bisa mencoba untuk menyempatkan diri terkoneksi dengan lingkungan sosial yang sehat, baik itu bertemu secara langsung maupun melakukan komunikasi jarak jauh,” jelasnya.

Jauhi juga menarik diri secara berlebihan dari lingkungan.

“Penting memang bagi kita memberi ruang ketika dalam kondisi stres, namun terlalu lama menarik diri akan membuat kita terjerumus semakin dalam pada kondisi stres itu sendiri,” ujarnya.

Ia juga menyarankan untuk tidak terlalu sering mengakses gawai. Kemajuan teknologi memang memberikan dampak pada kemudahan informasi dan hiburan, namun terlalu banyak menggunakan gawai akan mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

“Misalnya dengan terus menerus terpapar pada hal yang memicu stres,” ucapnya.

Menurut Anggiastri, keterbukaan informasi membuat seseorang jadi sering membanding-bandingkan dirinya dengan kondisi ideal versi hal-hal yang terpampang di media sosial atau internet.

“Selain itu, orang juga dapat melakukan self-diagnose yang membuat dirinya merasa semakin terbebani, padahal belum tentu gejala-gejala yang muncul adalah symptom dari gangguan psikologis tertentu,” katanya menambahkan penegakan diagnosa pada seseorang memerlukan serangkaian pemeriksaan terstruktur. (Lingkar Network | Ara – Koran Lingkar)

Exit mobile version