Ini Tips Hindari Diare, Sembelit, dan Maag Saat Puasa

Ini Tips Hindari Diare, Sembelit, dan Maag Saat Puasa

ILUSTRASI: Seseorang mengalami gangguan pencernaan. (Freepik/Lingkar.news)

Lingkar.news Perubahan pola makan saat bulan Ramadan berpotensi memicu berbagai masalah pencernaan. Pola makan sembarangan bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti perut kembung, sembelit, diare, hingga naiknya asam lambung maupun maag.

Masalah pencernaan tersebut sering kali disebabkan oleh pola makan yang kurang tepat saat sahur dan berbuka, serta perubahan jam makan yang cukup drastis. Jika tidak dikelola dengan baik, masalah pencernaan ini bisa mengganggu kenyamanan berpuasa dan bahkan menghambat aktivitas sehari-hari.

Namun, gangguan pencernaan saat puasa sebenarnya bisa dicegah dengan beberapa langkah sederhana. Yuk, yuk cek tips menghindari masalah pencernaan saat puasa.

Menghindari diare

Diare saat puasa sering kali terjadi akibat konsumsi makanan yang tidak tepat, seperti makanan yang terlalu pedas, asam, atau tidak higienis. Selain itu, selama 10 hari pertama puasa, tubuh mengalami proses detoksifikasi yang dapat menyebabkan diare sementara. Untuk menghindari diare bisa menerapkan tips berikut ini.

  1. Pilih makanan yang mudah dicerna dan hindari makanan yang terlalu pedas atau berminyak.
  2. Pastikan makanan yang dikonsumsi bersih dan terhindar dari kontaminasi bakteri.
  3. Perbanyak konsumsi serat dari buah dan sayuran untuk menjaga kesehatan usus.
  4. Minum air putih yang cukup saat sahur dan berbuka untuk menghindari dehidrasi.

Mencegah naiknya asam lambung (maag)

Sakit maag bisa diperburuk saat puasa jika pola makan tidak teratur atau jenis makanan yang dikonsumsi kurang tepat. Maag dibagi menjadi dua jenis, yaitu fungsional dan organik. Penderita maag fungsional masih bisa berpuasa dengan pola makan yang benar, sedangkan penderita maag organik yang belum terobati sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum berpuasa. Nah, ikuti tips berikut ini agar terhindar dari naiknya asam lambung.

  1. Hindari makanan yang dapat merangsang produksi asam lambung, seperti kopi, makanan asam, dan makanan berlemak.
  2. Makan secara perlahan dan hindari langsung berbaring setelah makan.
  3. Saat berbuka, mulai dengan makanan ringan seperti kurma dan air putih sebelum mengonsumsi makanan berat.
  4. Jangan melewatkan sahur, dan pilih makanan yang mengandung karbohidrat kompleks agar energi bertahan lebih lama.

Menghindari sembelit

Perubahan waktu makan saat puasa dapat mempengaruhi sistem pencernaan, terutama menyebabkan sembelit atau konstipasi. Jeda waktu antara sahur dan berbuka yang cukup lama bisa membuat usus sementara berhenti bekerja, sehingga memperlambat pergerakan feses di dalam saluran pencernaan.

Pada kebanyakan kasus, sembelit saat puasa disebabkan oleh kebiasaan seperti kurangnya konsumsi serat dari buah dan sayuran, asupan cairan yang tidak mencukupi, sehingga usus besar menyerap terlalu banyak air dari feses, membuatnya kering dan sulit dikeluarkan. Kemudian kurangnya aktivitas fisik yang menyebabkan pergerakan usus melambat.

Nah, berikut ini trik supaya terhindar dari sembelit meskipun sedang puasa.

  1. Perbanyak konsumsi makanan berserat tinggi, seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan biji-bijian.
  2. Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan minum air yang cukup saat sahur dan berbuka.
  3. Hindari makanan rendah serat seperti makanan olahan dan gorengan yang bisa memperparah sembelit.
  4. Tetap aktif dengan melakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki atau peregangan, untuk membantu melancarkan pergerakan usus.

Jika sembelit berlanjut dalam waktu lama, pertimbangkan untuk menggunakan obat pencahar yang mengandung bisacodyl, yang bekerja dengan meningkatkan pergerakan usus dan melembutkan feses. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)

Exit mobile version