Jakarta, Lingkar.news – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mendorong desa-desa di Kalimantan Timur (Kaltim) agar mendesain danau bekas tambang setempat menjadi destinasi wisata.
“Danau itu bisa dimanfaatkan. Misalnya, sebagai desa wisata, sumber ikan atau sumber protein hewani dan lainnya. Atau mungkin saja, bisa ditanami pohon apa yang bisa ditanami di sekitar danau,” kata Yandri, seperti dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, mendesain danau bekas tambang itu menjadi destinasi wisata berpotensi meningkatkan perekonomian desa.
Kemendes PDT pun, kata Yandri, siap menjadikan area bekas tambang itu sebagai pendapatan tambahan atau utama bagi desa-desa yang bersentuhan langsung dengan bekas tambang.
“Ide ketika turun dari pesawat, mudah-mudahan Kaltim bisa memprakarsai atau memulai bekas tambang menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi tinggi bagi desa dan masyarakat desa,” kata dia.
Hal tersebut disampaikan Yandri saat melakukan kunjungan kerja ke sejumlah desa di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pada Sabtu (7/12), yakni Desa Perangat Baru, Desa Lung Anai, dan Desa Sungai Payang.
Desa pertama yang dikunjungi mantan Wakil Ketua MPR itu adalah Desa Perangat Baru yang dikenal dengan produk unggulannya, yaitu kopi luwak liberika atau jenis kopi langka di Indonesia.
Kopi luwak liberika itu diketahui telah didistribusikan ke sejumlah wilayah, baik di Kaltim maupun di luar Kaltim. Bahkan, desa itu pun diketahui telah menjalin kerja sama dengan berbagai hotel dan destinasi wisata dalam hal pendistribusiannya.
“Kopi luwak ini jadi unggulan Desa Perangat Baru. Ini sangat potensial dan peminatnya banyak yang digerakkan oleh BUMDes Mekar Jaya,” kata Yandri.
Ke depan, dia berharap kebun kopi yang dikelola BUMDes di Desa Perangat Baru itu dapat terus berkembang luas dan meningkatkan pendapatan bagi BUMDes yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
“Kemendes siap membantu pemasaran kopi dengan menyambungkannya dengan pasar dunia,” kata Yandri menambahkan.
Setelah dari Desa Perangat Baru, Yandri melanjutkan kunjungannya ke Desa Lung Anai. Di desa itu, Yandri mengunjungi rumah cokelat yang merupakan produk unggulan dari Desa Lung Anai dalam meningkatkan perekonomiannya.
Pembangunan dan pengembangan rumah cokelat itu merupakan kolaborasi desa dengan sebuah perusahaan. Warga desa yang mayoritas merupakan suku Dayak itu mengolah bahan mentah kakao menjadi cokelat batangan dan kemasan yang telah bersertifikat halal.
Setelah dua desa itu, Yandri mengunjungi desa ketiga, yakni Desa Sungai Payang. BUMDes di desa tersebut diketahui berhasil mengelola potensi desanya dengan pola kemitraan dengan perusahaan hingga dapat mendongkrak dari desa sangat tertinggal hingga menjadi desa maju.
“Desa-desa yang kita kunjungi telah sukses dan bisa jadi percontohan bagi desa-desa lainnya. Ini tidak terlepas dari kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah, perusahaan maupun masyarakat. Kolaborasi inilah yang dapat mempercepat pembangunan di desa dan meningkatkan ekonomi desa sehingga masyarakat desa menjadi semakin sejahtera,” kata dia. (rara-lingkar.news)