TULUNGAGUNG, Lingkar.news – Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) berjanji akan membenahi sektor perikanan mulai hulu hingga hilir, termasuk dalam hal pemasaran agar nelayan maupun pembudidaya ikan air tawar lebih berdaya dan sejahtera.
Hal itu disampaikan pasangan capres-cawapres nomor urut 01 itu saat bertemu seribuan pembudidaya ikan air tawar di Kabupaten Tulungagug, Jawa Timur, pada Kamis, 26 Januari 2024.
“Insya Allah, kalau kita terpilih hilir hulunya dari titik produksi sampai ke konsumennya itu akan kita jaga betul supaya menguntungkan para pembudidaya ikan air tawar yang jumlahnya sangat besar (di Indonesia),” kata Cak Imin usai menandatangani kontrak politik dengan ratusan kelompok pembudidaya ikan air tawar di Kabupaten Tulungagung.
Kampanye cawapres pasangan Anis Rasyid Baswedan ini digelar di sentra budidaya ikan air tawar yang berlokasi di Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung.
Pertemuan itu pun dimanfaatkan para pembudidaya ikan air tawar Kabupaten Tulungagung untuk menyampaikan sejumlah aspirasi berkaitan dengan berbagai persoalan yang mereka hadapi berkaitan dengan terus naiknya harga pakan, ketidakpastian purna jual ikan pascapanen, mutu produk pakan yang tidak stabil hingga kurangnya dukungan pemerintah dalam memasarkan produk ikan lokal.
Sementara itu, salah satu perwakilan pembudidaya ikan air tawar, Muklason mengatakan bahwa biaya terbesar dalam produksi ikan adalah pakan.
“Kami menitipkan beberapa aspirasi yang pertama mendorong perlunya menekan biaya produksi. Biaya terbesar dalam produksi ikan adalah pakan,” kata Muklason.
Saat ini pembudidaya ikan air tawar Tulungagung mampu memproduksi sekitar 1.000 ton ikan per bulan. Ikan tersebut terdiri dari berbagai jenis, mulai dari patin, lele hingga berbagai jenis ikan hias.
Menurut dia, persoalannya kenaikan harga pakan tidak sebanding dengan kenaikan harga jual ikan ke pasaran.
Ia mencontohkan pada tahun 2012 harga pakan pada 2012 sekitar Rp220 per sak dan saat ini naik hingga Rp350 ribu per sak.
Tak hanya itu pihaknya juga mengeluhkan kualitas pakan ikan pabrikan yang mengalami penurunan kualitas.
“Sedangkan harga ikan patin dulu Rp15.000 sekarang Rp18.000 per kilogram. Artinya hanya naik Rp3.000. Ini tentu tidak seimbang antara harga ikan dengan harga pakan,” ungkapnya.
Menjawab keluhan para pembudidaya ikan air tawar tersebut Cak Imin, berkomitmen akan melakukan pembenahan sektor perikanan mulai hulu hingga hilir, sehingga kesejahteraan para pembudidaya bisa lebih terjamin.
Untuk meneguhkan komitmen tersebut Muhaimin sempat menandatangani pakta integritas dengan pembudidaya ikan.
Salah satu yang sempat diulas Cak Imin adalah peluang penyerapan pasar ikan air tawar dari pembudidaya lokal untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi jamaah haji asal Indonesia selama ibadah di Tanah Suci Makkah dan Madinah.
“Bagaimanapun, persoalan pemasaran ini kita (pemerintah) harus melirik pasar luar negeri, dan yang jelas-jelas ada di depan mata salah satunya (momentum ibadah) haji. Jamaah kita itu ada 250 ribu lebih tapi kan yang menikmati dari konsumsi para pengusaha bukan dari Indonesia. Kalau perlu nanti menteri agama saya rangkap, supaya haji yang besar juga menguntungkan pembudidaya,” katanya menjawab keluhan pembudidaya ikan air tawar di Tulungagung.
Ia pun berharap nantinya Menteri Agama memiliki nilai tawar yang tinggi atas besarnya jumlah jamaah haji Indonesia tersebut.
“Dengan begitu, Kemenag bisa mengeluarkan kebijakan menggandeng pengusaha Indonesia untuk menyuplai kebutuhan konsumsi ikan untuk ratusan ribu jamaah haji asal Tanah Air, bahkan mancanegara,” pungkasnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)