JAKARTA, Lingkar.news – Bakal calon gubernur Jakarta, Ridwan Kamil berjanji akan membuat program setiap RW akan mendapat anggaran Rp100 juta hingga Rp200 juta. Program ini pernah ia lakukan saat menjabat sebagai gubernur Jawa Barat.
Ridwan Kamil mengungkap rencana program tersebut ketika menyambangi agenda Gerakan Membangun Jakarta (Gerbang) di kantor Badan Musyawarah (Bamus) Betawi, Jakarta Timur, Jumat, 6 September 2024. Saat itu Ridwan Kamil hadir bersama pemimpin Bamus, Muhammad Rifki alias Eki Pitung.
“Jakarta itu harus berkeadilan, maka salah satu programnya nanti RT/RW akan kita kasih anggaran minimal Rp100 sampai Rp200 juta,” ujarnya.
Tak hanya itu, RK juga janji akan menaikkan gaji RT dan RW. Kenaikan tersebut, kata RK, tetap menerapkan keadilan.
Menurutnya jika setiap RW memiliki anggaran yang cukup maka persoalan lingkungan bisa lebih cepat tertangani.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Bamus, Eki Pitung, memberikan rekomendasi kepada Ridwan Kamil untuk membangun dan melestarikan budaya Betawi.
Bamus Betawi menilai Ridwan Kamil memiliki visi untuk membangun Jakarta yang selain mempunyai nilai kebudayaan juga modern.
“Hari ini Bang Eki mewakili kawasan dewan adat dari Bamus Betawi menyerahkan satu dokumen rekomendasi tentang bagaimana pelestarian budaya Betawi di Jakarta yang baru, Jakarta yang naik kelas menjadi kota global,” ujar Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil juga memamerkan keunggulannya yang sudah dua kali menjadi kepala daerah.
“Bapak-Ibu perbedaan saya dengan calon gubernur yang lain, saya sudah bekerja sebagai pemimpin masyarakat dua kali. Saya mengurusi 2,5 juta penduduk di Bandung, mengurusi 50 juta penduduk saat Covid-19 pula. Di provinsi sebelah, Provinsi Jawa Barat,” paparnya.
Menurut dia, pengalamannya 10 tahun menjabat kepala daerah itu menjadi bekal untuk memimpin Jakarta ke depan.
“Jadi pengalaman dua kali sepuluh tahun itu total, kami paham bagaimana harus cepat PNS dalam merespons permasalahan masyarakat, Harus peduli, harus berkeadilan, yang kecil diurus, yang besar kita perbesar, silahkan. Budaya juga sama, pak,” kata Bang Emil.
Dia pun ingin Jakarta dibangun dengan basis budaya Betawi. Seperti yang ia lakukan di Jawa Barat dengan budaya Sunda-nya.
“Kami sebelum ke sini, sudah bikin pendidikan karakter berbasis budaya di sekolah-sekolah SMA. Sampai pemerintah Singapura dua bulan lalu datang ke kami ingin mempelajari bagaimana kok bisa pendidikan budaya diterapkan ke dalam kurikulum dan dipraktikkan dengan baik. Karena dulu di Jawa Barat budaya Sunda, ya tentunya berbasis budaya Sunda,” ucapnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)