Lingkar.news – Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Rembang selama ini lebih banyak didominasi kaum laki-laki. Hanya sebagian kecil anggota wanita yang bertugas.
Total terdapat 93 orang anggota di Satpol PP Kabupaten Rembang. Hanya ada 10 anggota perempuan. Salah satunya bernama Whenny Tria Purnamasari, wanita berusia 30 tahun, warga Desa Dorokandang Kecamatan Lasem.
Sebelum berdinas di Satpol PP tahun 2021, Whenny terlebih dulu bekerja di Jakarta.
Sebagai Satpol PP wanita, ia juga sering menjalan tugas di lapangan. Mengikuti patroli rutin keliling dan juga giat penertiban di lapangan.
“Kerjanya memang di lingkungan yang sebagian besar laki-laki, tapi tidak masalah bagi saya. Profesional, lama-lama juga terbiasa. Kebanyakan saya di dalam kantor, tapi tugas-tugas luar kantor juga sering ikut,“ tuturnya.
Diakuinya, Whenny terkadang tidak tega ketika melakukan penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL). Terlebih saat melihat ibu-ibu pedagang kaki lima ditertibkan, karena merupakan pekerjaan utama untuk menghidupi keluarga.
“Tapi bagaimana lagi, lokasi berjualan adalah tempat yang dilarang dan pedagang sudah mendapatkan surat peringatan tapi masih tidak mengindahkan,” tuturnya.
Saat menghadapi situasi semacam itu, Whenny sebagai perempuan tampaknya lebih mudah diterima oleh PKL wanita. Dirinya selalu berupaya mengedepankan langkah-langkah persuasif. Tujuannya, pedagang mau suka rela pindah, tanpa merasa sakit hati.
“Pernah saya ikut penertiban di daerah saya sendiri, Lasem. Ya sempat iba, nggak tega lihat ibu-ibu ditertibkan. Tapi, mau gimana lagi, soalnya sudah dikasih surat edaran, peringatan, namun tidak diindahkan. Saya berusaha dekati baik-baik dengan hati, jangan sampai menyinggung perasaan ibunya,“ ungkapnya. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)