Lingkar.news – Tak banyak orang menyadari akan pentingnya membangun personal branding dan menjalin relasi dengan banyak orang. Tetapi, Nur Hidayatun Nikmah sangat sadar hal itu. Semenjak kuliah, Idul, begitu ia disapa, sudah meyakinkan diri untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya selama kuliah.
Berbekal pengalaman organisasi dan relasi yang dia punya, bisa mengantarkannya mengunjungi tiga negara sekaligus. Di sana selain belajar, Idul juga diminta menjadi mentor untuk mengajarkan Bahasa Arab kepada anak-anak di negara Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Pengalaman berharga itu begitu berkesan baginya. Idul bercerita, sebelum sampai di titik itu, ia sudah konsisten untuk belajar bahasa Arab sejak SMA. Diakuinya, Idul terinspirasi dari salah seorang guru di sekolah yang juga sering ke luar negeri karena mempunyai skill berbahasa Arab.
Dari situ, ia mulai tekun untuk meningkatkan kapasitas diri, hingga akhirnya memilih menempuh studi di IAIN Kudus program studi pendidikan Bahasa Arab.
Baru-baru ini, Idul berhasil lolos menjadi satu dari lima mahasiswa bahasa Arab se-Indonesia yang berkesempatan untuk mengikuti Program Guru Bahasa Arab Internasional dari Pimpinan Pusat ILTHLA.
Program ITHLA ABROAD (International Arabic Language Teachers Program) tahun 2022 tersebut dilaksanakan pada tanggal 25 September-15 Oktober di tiga negara, Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Kesempatan berharga itu tak disia-siakan Idul. Di sana, dirinya bisa belajar banyak dan berbagi pengalaman seputar pengenalan budaya literasi bahasa Arab di dua negara, Malaysia dan Singapura.
“Seingatku yang mendaftar ada 40 siswa dari seluruh Indonesia yang mendaftar. Tapi hanya 5 orang yang diterima, termasuk saya,” ujarnya saat dihubungi Koran Lingkar pada Kamis, 20 Oktober 2022.
Baginya, belajar Bahasa Arab itu asyik dan menyenangkan. Anggapan orang bahwa bahasa Arab itu rumit adalah tidak tepat, karena Bahasa Arab itu sangat teratur.
Menurutnya, Bahasa Arab terasa rumit bagi sebagian orang karena mengambil metode belajar Bahasa Arab yang keliru. Sehingga, memilih metode belajar yang tepat bisa menjadi cara mudah untuk mempelajari Bahasa Arab.
“Karena kalau metodenya salah, hal termudah pun bisa menjadi sulit,” tegasnya.
Ia pun berharap, ke depannya dapat mengembangkan skill-nya di bidang Bahasa Arab, dan bisa menggunakannya untuk berjejaring dengan banyak orang dari seluruh dunia.
“Mempelajari bahasa Arab itu bisa membuka kesempatan kita untuk berjejaring dengan orang dari seluruh dunia,” tandasnya. (Lingkar Network | Hasyim Asnawi – Koran Lingkar)